Happy studying, may be useful ...

Dear readers ...
for completeness this blog, we hope the comments that build ... ok thank you :)

" Health is not everything, but whithout health everything is nothing "

Wednesday, September 12, 2012

LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS II


LAPORAN PENDAHULUAN 
GASTROENTERITIS


A.    Pengertian
1.      Gastroenteritis adalah suatu kondisi oleh muntah, diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi, intoleransi terhadap bahan makanan tertentu/ taksin yang masuk ke dalam lambung. (Susan Martin Tucker, 1992)
2.      Diare adalah suatu gejala klinis dari gangguan saluran pencernaan (usus) yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (berulang-ulang) disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari feses menjadi lembek atau cair (Bambang Subagyo, 1997).
3.      Gastroenteritis adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari, juga perubahan dalam jumlah dan konsistensi (feses cair). (Brunner and Suddart, 2000)
4.      Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus yang terjadi akibat salah makan, biasanya disebabkan oleh penyebab mikrobiologi. (Cristin Hancock, 1999)
5.      Gastroenteritis adalah frekuensi buang besar lebih dari 4x sehari pada bayi dan lebih dari 3x sehari pada anak dengan konsistensi feces cair/encer berwarna hijau/ dapat pula bercampur lender dan darah atau lender saja. (Ngastiyah, 1997)


Klasifikasi
Klasifikasi gastroenteritis menurut Kapita Selekta edisi 3, 1999:
a.       Gastroenteritis koleriform
Disebabkan oleh fibrio, eschercia colli, clostriclia, dan intoksikosi makanan.

b.      Gastroenteritis degentriforin
Disebabkan oleh sigella , salmonella, entamoeba histolitica
Adanya peningkatan frekuensi buang air besar dan keenceran tinja merupakan akibat dari iritasi usus oleh suatu patogen yang mempengaruhi lapisan usus sehingga terjadi peningkatan produk-produk sekretorik dan peningatan motilitas usus. Ini menyebabkan banyak air dan mineral terbuang karena waktu penyerapan berkurang sehingga penderita gastroenteritis dapat mengalami dehidrasi.
Berdasarkan keadaan klinik, dehidrasi dapat dibagi 3 (Soeparman, 1997):
a.       Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan
Gambaran klinis: dehidrasi, turgor kurang, suara serak, penderita belum jatuh dalam keadaan preshock.
b.      Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 5-10% dari berat badan. Gambaran klinis: turgor jelek, serak, penderita jatuh, preshock, nadi cepat, nafas cepat dan dalam.

c.       Dehidrasi berat
Kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badan
Gambaran klinis: turgor jelek, serak, penderita jatuh preshock atau  shock nadi cepat, nafas cepat dan dalam, kesadaran menurun, otot kaku, sianosis.
Gejala dehidrasi (Sagung Seto, 2005)
Gejala
Hepatonik
Isotonik
Hipertonik
Rasa haus
-
-
-
BB
Menurut sekali
Menurun
Menurun
Turgor kulit
Menurun sekali
Menutup
Tidak jelas
Kulit, Selaput lendir
Basah
Kering
Kering sekali
Gejala SSP
Apatis
Jelek
Relatif masih baik
Nadi
Sangat lemah
Cepat dan lemah
Cepat dan keras
Tekanan darah
Sangat rendah
Rendah
Rendah
Banyak kasus
10-30%
70%
10-20%

Perhitungan balance
Jumlah cairan yang masuk:
1)      Air (makanan, minuman)
2)      Cairan infus
3)      Air metabolisme
4)      Injeksi
Jumlah cairan yang keluar
1)      Urine
2)      IWL
3)      Feses
4)      Muntah, perdarahan, cairan drain, NGT
Catatan:
1)      Urine normal > 0,5 – 1 cc / kg BB/jam
2)      Feses 100 cc/hari
3)      WIL:        Dewasa  15 cc / kg BB/hari
Anak (30 – usia) cc/kg BB/hari
Kenaikan suhu IWL + 200 (suhu badan – 36,8oC
4)      Air metabolisme balita: 8 cc/kg BB/hari

B.     Penyebab
1.      Faktor Infeksi
a.       Infeksi enteral : infeksi saluran cerna yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
1)      Infeksi bakteri patogen : salmonella, shigella, eschercia colli, vibris colerae
2)      Infeksi bakteri non patogen : staphilococus albus, streptococus, proteus klebaella, pseudomonas.
3)      Infeksi virus enterovirus (polio, cock sack, ECHO) adenovirus, arbovirus.
4)      Infeksi parasit : cacing ascaris, trichiuris, strongloides.
5)      Infeksi jamur : cahaida (monilla)
b.      Infeksi purenteral : infeksi di luar alat pencernaan makanan
Contoh : otitis medis akut, tonsila faringitis, bronkitis, ensefalitis
2.      Faktor Malabsorpsi
a.       Malabsorbsi karbohidrat
b.      Malabsorbsi lemak
c.       Malabsorbsi protein
3.      Faktor Makanan
Misal : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4.      Faktor Psikologis
Misal : rasa takut, cemas dan stres.

C.     Patofisiologi/ Pathway
Menurut Brunner dan Suddarth (2002) mekanisme yang menyebabkan diare adalah sebagai berikut:
1.      Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam lumen usus.
2.      Diare osmotik terjadi bila air terdorong ke dalam usus oleh tekanan osmotik dari partikel yang tidak dapat diabsorbsi, sehingga reabsorbsi air menjadi lambat.
3.      Diare campuran disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltik dari usus (biasanya karena penyakit usus inflamasi) dan kombinasi peningkatan skresi atau penurunan absorbsi dalam usus.

Menurut Cristin Hancock (1999), secara patofisiologi bakteri dan virus dapat menyebabkan gastroenteritis dengan 3 cara :
1.      Keracunan oleh enterotoxin eschersia colli
Dapat menyebabkan peradangan usus sehingga terjadi diare.
2.      Invasi patogen
Shigella dan E. colli melalui penetrasinya dapat memperbesar usus, merusak sel dan potensial ulserasi sehingga feses mengandung leukosit dan eritrosit.
3.      Virus patogen
Menyerang mukos epitel dan merusak villi usus sehingga menyebabkan malabsorbsi elektrolit yang dikeluarkan. Dengan cara ini dapat menyebabkan peningkatan peristaltik usus, peningkatan sekresi air dan elektrolit.
a.       Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare dan sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri berkembang pesat dan timbulkan diare.
b.      Gangguan air dan elektrolit mengakibatkan  gangguan keseimbangan asam-basa, gizi dan sirkulasi darah akibatnya terdapat makanan/ zat yang tidak dapat diserap menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.

D.    PATHWAY
Pathway dapat dilihat disini.

E.     Manifestasi  Klinis dan Pemeriksaan Penunjang
1.      Manifestasi Klinis (Ngastiyah, 1997)
a.           Diare (BAB, lember, cair)
1)      Faktor osmotik disebabkan oleh penyilangan air ke rongga usus dalam perbandingan isotonic, ketidakmampuan larutan mengabsorbsi menyebabkan tekanan osmotik menghasilkan pergeseran cairan dan Iodium ke rongga usus.
2)      Penurunan absorbsi atau peningkatan sekresi sekunder ait dan elektrolit. Peningkatan ini disebabkan sekresi sekunder untuk inflamasi atau sekresi aktif sekunder untuk merangsang mukosa usus.
3)      Perubahan mobiliti
Hiperistaltik atau hipoperistaltik mempengaruhi absorpsi zat dalam usus.
b.          Mual, muntah dan panas (suhu > 370C)
Terjadi karena peningkatan asam lambung dan karena adnaya peradangan maka tubuh juga akan berespon terhadap peradangan tersebut sehingga suhu tubuh meningkat.
c.           Nyeri perut dan kram abdomen
Karena adanya kuman-kuman dalam usus, menyebabkan peningkatan peristaltik usus dan efek yang timbul adanya nyeri pada perut atau tegangan atau kram abdomen.

d.          Peristaltik meningkat (> 35x/menit)
Akibat masuknya patogen menyebabkan peradangan pada usus dan usus berusaha mengeluarkan ioxin dan meningkatkan kontraksinya sehingga peristaltik meningkat.
e.           Penurunan berat badan
Terjadi karena sering BAB encer, yang mana feses marah mengandung unsur-unsur penting untuk pertumbuhan dan perkembngan sehingga kebutuhan nutrisi kurang terpenuhi.
f.           Nafsu makan turun
Terjadi karena peningkatan asam lambung untuk membunuh bakteri sehingga tumbuh mual dan rasa tidak enak.
g.          Turgor kulit menurun dan membran mukosa kering
Karena banyak cairan yang hilang dan pemasukan yang tidak adekuat.
h.          Mata cowong
Adanya ketidakseimbangan cairan tubuh dan peningkatan tekanan osmotik mengakibatkan beberapa jaringan kekurangan cairan dan oksigen.
i.            Gelisah dan rewel
Ini terjadi karena kompleksitas dari tanda klinis yang dirasakan penderita sehingga tubuh tidak merasa nyaman sebab adanya ketidak homeostasis dalam tubuh.

j.            Kesadaran menurun
Gejala klinis 10,11,12 terjadi karena penurunan cairan tubuh yang mengakibatkan kerja jantung ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan O2 dan nutrisi sistemik sehingga denyut jantung cepat, nadi cepat tapi lemah, disebabkan peningkatan denyut jantung dengan peningkatan kepekaan dan tekanan osmotik plasma darah. Efeknya ginjal berusaha ineretensi air dengan mencegah eksresi Na sehingga urine pekat dan Na meningkat dengan cairan sirkulasi yang buruk dampaknya otak kekurangan O2 dan nutrisi sehingga pusat kesadaran hipotalamus terganggu.
2.      Pemeriksaan Penunjang
Menurut Brunner dan Suddarth (2002), pemeriksaan diagnostik yang harus dilakukan untuk mengetahui penyebab diare adalah:
a.       Hitung darah lengkap
b.      Sifat kimia
c.       Urin analisis
d.      Pemeriksaan feses rutin serta pemeriksaan feses untuk organisme infeksius atau parasit
e.       Proktosigmoidoskopi dan enema berium.
Uji laboratorium (Betz, Cecily L. Edisi 3, 2002)
a.       Hematoseses untuk memeriksa darah (lebih umum pada bakterial)
b.      Evaluasi feses terhadap volume, warna, konsistensi, adanya pus
c.       Hitung darah lengkap dengan deferensial
d.      Uji antigen imonoesei enzim untuk memastikan rota virus
e.       Kultur feses (jika anak dihospitalisasi, pus dalam feses atau diare yang berkepanjangan) untuk menemukan patogen
f.       Evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasit
g.      Aspirasi duodenum (jika diduga G. Lamblia)
h.      Urinalisis dan kultur (berat jenis bertambah karena dihidrasi, organisme, shigella keluar melalui urine)

F.      Diagnosa Keperawatan
1.      Diare
2.      Kekurangan volume cairan
3.      Nyeri akut
4.      Kurang pengetahuan orang tua
5.      Hipertermi

G.    Fokus Intervensi
1.      Diare
Yang berhubungan malabsorbsi atau inflamasi sekunder terhadap gastritis, divertikulitis, usus yang sensitif.
Proses infeksi : disentri, cholera, shgelosis
Tujuan :   - Klien dapat mencapai keseimbangan cairan
                - Klien dapat melakukana eliminasi dengan baik

Kriteria :
-          Keseimbangan input dan output cairan
-          Berat badan stabil
-          Tidak terlihatnya mata cekung
-          Tidak terasa haus, tidak ada nyeri tekan di perut
-          Kulit lembab
-          BAB lunak tidak cair
-          Frekuensi defekasia kembali normal
Ket.penilaian :
1 : tidak pernah sesuai
2 : jarang sesuai
3 : kadang sesuai
4 :sering sesuai
5 : selalu sesuai
Intervensi :
a.       Observasi dan catat frekuensi, karakteristik dan jumlah feses dan faktor  presipitasi.
b.      Kaji faktor-faktor penyebab/ yang mempengaruhi makan perselang, makan sembarangan, makanan diperjalanan.
c.       Kurangi diare
Hentikan makanan padat :
-          Minum cairan bening (jus, buah, gatorade, air daging)
-          Lanjutkan menyusui, hentikan ASI formula pada bayi
-          Hindari produk susu, lemak tepung beras, buah segar dan sayuran
-          Penyebaran infeksi (cuci tangan, penyimpanan makanan yang tepat, memasak dan mengolah makanan)
-          Secara bertahap bahkan makanan semi padat dan padat (krakers, yogurt, nasi, pisang, jus apel)
-          Tingkatkan masukan oral untuk mempertahankan berat jenis normal urine
-          Perbanyak cairan tinggi kalium dan natrium (jus jeruk, buah anggur, air daging)
-          Jelaskan pada pasien dan orang terdekat tentang intervensi yang diperlukan untuk pencegahan.
-          Laksanakan terapi kolaboratif : antikolinergik, antasid, antibiotik
2.      Kekurangan volume cairan
Yang berhubungan dengan dampak diare, mual dan muntah.
Tujuan : cairan seimbang
Kriteria :
a.       Mempertahankan masukan cairan dan elektrolit yang ditujukan oleh :
-          Turgor kulit baik
-          Jumlah minuman
-          Mampu melaksanakan penggantian setiap ada cairan yang hilang (diare)
b.      Mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal
c.       Mempertahankan berat badan
d.      Tanda-tanda vital normal
e.       Tidak terlihat mata cekung
f.       Kulit lembab
g.      Tidak terasa haus
h.      Membran mukosa lembab
i.        Serum elektrolit, hematokrit (dalam batas normal)
Ket.penilaian :
1 : tidak pernah sesuai
2 : jarang sesuai
3 : kadang sesuai
4 :sering sesuai
5 : selalu sesuai

Intervensi :
a.       Kaji faktor penyebab
b.      Kaji dan berikan cairan yang disukai dalam batas diit
c.       Kaji pengertian pasien dan keluarga tentang pentingnya mempertahankan dehidrasi yang adekuata dan metode pencapaiannya.
d.      Hilangkan faktor penyebab
e.       Rencanakan masukan cairan tiap shift
f.       Menimbang berat badan dan cairan tiap hari dan monitor gejala
g.      Monitor status hidrasi (mukosa baik, nadi normal, tekanan darah normal)
h.      Monitor hasil laborat yang tepat (BUN ↑, ↓ HCl, kepekatan urine)
i.        Monitor tanda-tanda vital
j.        Ajarkana bahwa kopi, teh, jus buah anggur menyebabkan diuresis dan menambah kehilangan cairan.
k.      Kolaborasi : hentikan cairan intravena sesuai skema rencana medik (dalam melaksanakan asuhan sebutkan total dan jenis cairan sesuai advis dokter).
3.      Nyeri akut
Yang berhubungan dengan hiperistaltik, diare yang berkepanjangan, iritasi kulit dan jaringan, perlecetan perinatal, fisura.
Tujuan : nyeri dapat dikontrol
Kriteria :
-          Klien mengontrol nyeri
-          Klien menggunakan tindakan pencegahan munculnya nyeri
-          Klien menggunakan tindakan non analgetik
-          Klien menggunakan tindakan analgetik
-          Melaporkan gejala nyeri
Ket.penilaian :
1 : tidak pernah sesuai
2 : jarang sesuai
3 : kadang sesuai
4 :sering sesuai
5 : selalu sesuai
Intervensi :
a.       Dorong pasien untuk mengutarakan dan menggambarkan nyerinya
b.      Kaji keluhan nyeri perut, tempat, lama, intensitas
c.       Kaji dan laporkan perubahan karakteristik nyeri
d.      Perhatikan petunjuk non verbal misal : tidak bisa diam, enggan bergerak, selalau menjaga perut, menarik diri, gelisah.
e.       Kaji faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkana nyeri.
f.       Berikan tindakan yang meningkatkan rasa nyaman.
g.      Bersihkan area rektal dengan sabun rektal dengan air, usapkan tiap BAB dan lakaukan perawatan diri/ kulit.
h.      Kolaborasi : berikan analgetik sesuai advis dokter
i.        Menurunkan/ mengurangi faktor-faktor yang dapat mencetuskan atau meningkatkan pengalaman nyeri (misalnya takut, lelah, bosan, kurang pengetahuan).
j.        Memfasilitasi istirahat dan tidur yang adekuat untuk mengatasi nyeri.
4.      Kurang pengetahuan tentang keadaan sakit, kebutuhan pengobatan dan pencegahan diare yang berhubungan dengan kurangnya paparan informasi
Tujuan : klien mampu menjelaskan penyebab diare, tanda-tanda, cara untuk mencegah dan cara mengatasinya.
Kriteria :
-          Klien menjelaskan penyebab diare
-          Klien menjelaskan tanda gejala diare
-          Klien menjelaskan cara pencegahannya
-          Klien menjelaskana cara mengatasianya
Ket.penilaian :
1 : tidak pernah sesuai
2 : jarang sesuai
3 : kadang sesuai
4 :sering sesuai
5 : selalu sesuai
Intervensi :
a.       Kaji presepsi pasien dan keluarga tentang proses penyakit
b.      Bahas dengan pasien dan keluarga tentang proses penyakit, penyebab, faktor presipitasi, dan mengidentifikasi cara untuk mengurangi faktor pendorong timbulnya sakit.
c.       Beri kesempatan kepada pasien/ keluarga untuk mengajukan pertanyaan
d.      Bahas pengobatan, tujuan dosis dan efek sampingnya.
e.       Tekana pentingnya merawat kulit : teknik cuci tangan yang baik dan perawatan perional.
5.      Hipertermi
Yang berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulator tubuh.
Tujuan : suhu tubuh dalam batas normal
Kriteria
-          Suhu tubuh dalam batas normal (36-370C)
-          Tubuh tak teraba panas
Ket.penilaian :
1 : tidak pernah sesuai
2 : jarang sesuai
3 : kadang sesuai
4 :sering sesuai
5 : selalu sesuai
Intervensi
a.       Observasi tanda-tanda vital
b.      Berikan kompres air hangat
c.       Anjurkan klien untuk minum yang banyak
d.      Anjurkan anak untuk membatasi mobilitas untuk kurangi metabolisme
e.       Laksanakan program terapi dokter untuk pemberian antipiretik











DAFTAR PUSTAKA



Supartini Yupi. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Editor. Monica Ester. Jakarta: EGC, 2004.

Mansjoer, Arif, et al. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius, 1999.

Haryani, Ani, ed. Diagnosis Keperawatan Nanda. Editor Ani Haryani et all. Yogyakarta: UGM, 2001.

IKG, Suandi. Diet pada Anak Sakit. Editor Setiawan. Jakarta: EGC, 1998.

Johnson, Marion, Meridean Maas dan Sue Moorhead, ed. Nursing Outcomes Classificatin (NOC). Philadelphia: Mosby, 2000.

Mc. Closkey, Joane dan Gloria M. Buledek, ed. Nursing Intervention Classification (NIC). Edisi 2. Philadhelpia: Mosby, 2000.
Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta kedokteran, Jakarta: FKUI

Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Editor Setiawan. Jakarta: EGC, 1997.

Smeltzer, Suzanne, C, dan Brenda G. Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi VII. Jakarta : EGC. 2001.

Subagyo, Bambang. Ilmu Kesehatan Anak I (Diare pada Anak). Surakarta: Depdikbud RI UNS, 1997.

Tjokronegoro, Arjatmo. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: FKUI, 2002.

No comments:

Post a Comment