Happy studying, may be useful ...

Dear readers ...
for completeness this blog, we hope the comments that build ... ok thank you :)

" Health is not everything, but whithout health everything is nothing "

Sunday, November 18, 2012

HIPOSPADIA


HIPOSPADIA

Definisi
Hipospadia adalah suatu kelainan kongenital dimana meatus eksternus terletak pada posterior penis. Merupakan salah satu dari kelainan kongenital paling sering pada genitalia laki-laki, terjadi pada salah satu dalam 350 kelahiran laki-laki. Hal ini dapat dikaitkan dengan kelainan kongenital lain seperti anomali ginjal, undesensus testikulorum dan penyakit genetik seperti sindroma klinefelter.
            Terdapat berbagai derajat kelainan, tergantung pada posisi meatus uretra. Hal ini mungkin pada glans (hipospadia glanduler), pada korona (hipospadia koronal), pada batang (hipospadia penis), pada sambungan batang dan skrotum (hipospadia penoskrotal) dan pada perineum (hipospadia perineal). Penis biasanya bengkok kebawah yang lebih nyata pada keadaan ereksi.

Etiologi
Penyebab secara jelas dari hipospadia belum diketahui, namun diduga terjadi kesalahan pada trimester 1 yaitu pembentukan embrionik sekitar minggu ke 6-8. Para ahli menyetakan penyebab hipospadia dari berbagai faktor yaitu genetik dan non genetik.
§  Genetik
§  Nongenetik
Faktor lingkungan tidak dianggap sebagai faktor yang menentukan atau yang paling mempengaruhi. Hal tersebut antara lain karena usia marital atau keadaan pada saat konsepsi. Di luar banyak pakar kesehatan menganggap bahwa insidensi tertinggi hipospadia terjadi pada konsepsi pada musim gugur. Analisis lain menyatakan bahwa insidensi hipospadia meningkat pada tingkat sosial ekonomi yang rendah serta usia orang tua yang masih muda saat melakukan konsepsi.
Progestin serta substansi androgen lain juga diduga berkaitan dengan insidensi hipospadia. Ada juga hubungan antara hipospadia dengan penggunaan antikonvulsan pada ibu hamil (termasuk thalidomide). Ada hubungan yang kuat juga dengan rubella pada ibu hamil serta diabetes.


Gambaran klinik

Kondisi ini mudah dikenal saat lahir. Aliran urin dapat membengkok kearah bawah atau menyebar dan mengalir kembali sepanjang batang penis. Anak dengan hipospadia penoskrotal atau perineal akan berkemih dengan posisi duduk. Sedangkan pada hipospadia glanduler atau koronal anak akan mampu berkemih berdiri dengan sedikit mengangkat penis keatas.

Prinsip terapi dan managemen perawatan

Pada hampir semua perbaikan preputium diperlukan sumber kulit ekstra, karena itu tidak dilakukan sirkumsisi pada neonatus:
1.      koreksi bedah
ini harus dilakukan sebelum anak mulai sekolah untuk menghindarkan masalah sosial dan emosional. Tujuan terapi adalah  membentuk penyesuaian dan panjang uretra adekuat, membuka pada ujung dari glans; untuk memberikan orifisium yang tidak tersumbat yang diarahakan kedepan untuk mencegah penyebaran dan memberikan penis yang cukup lurus untuk memungkinkan hubungan seksual. Koreksi dari deformitas biasanya dilakukan dalam 2 stadium. Pembedahan pertama dilakukan jika anak berumur tiga tahun untuk mengkoreksi korde (kordektomi). Dengan tujuan meluruskan penis dan menyiapkan jalan untuk uretroplasti. Operasi kedua dilakukan beberapa bulan kemudian untuk membawa orifisium sedekat mungkin pada ujung glans (uretroplasti). Ini memerlukan diversi dari aliran urin, biasanya melalui uretrostomi yang dibuat sementara pada perimeun, melalui uretrostomi yang dibuat sementara pada perineum, melalui uretrostomi foley keteter diinsersikan kedalam kandung kemih. Hal ini memungkinkan penyembuhan luka. Kulit penis dibalik kedalam untuk membentuk tuba urinarius yang baru.
2.      Persiapan pra bedah
3.      Penatalaksanaan pasca bedah
§  Anak harus dalam tirah baring hingga kateter diangkat. Harus berhati-hati agar anak tidak menarik kateter. Kemungkinan diperlukan penahan tetapi sedapat mungkin hal ini dihindarkan.
§  Baik luka penis dan tempat luka donor dijaga tetap bersih dan kering. Swab harus diambil bila dicurigai adanya infeksi
§  Perawatan kateter
§  Pemeriksaan urin untuk memeriksa kandungan bakteri
§  Masukan cairan yang adekuat untuk mempertahankan aliran ginjal dan mengencerkan toksin
§  Pengangkatan jahitan kulit setelah 5-7 hari
§  Anak dipulangkan segera setelah kateter diangkat dan dapat berkemih dengan baik.

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

PRE-OP:
1.      cemas b/d krisis situasional
INTERVENSI
RASIONAL
Membangun hubungan saling percaya
Memudahkan perawat menggali perasaan dan kecemasan klien
Memberikan ketenangan:
Tinggal bersama klien
Berbicara dengan suara lembut dan tenang
Bersikap empati
Ketenangan dan suasana nyaman akan menurunkan kecemasan
Menyakinkan bahwa setiap orang berhak untuk merasa takut atau ragu-ragu
Agar klien tidak merasa tertekan
Mengkaji hal-hal yang dapat menurunkan kecemasan
Membantu perawat menentukan intervensi yang tepat
Melakukan teknik distraksi
Untuk membantu mengalihkan perhatian

2.      Kurang pengetahuan akan prosedur operasi b/d kurangnya informasi
INTERVENSI
RASIONAL
Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
Menentukan intervensi yang akan diberikan
Menjelaskan dengan bahasa sederhana
Meningkatkan pemahaman
Mengkaji ulang hal-hal yang masih belum jelas
Menilai kembali tingkat pengetahuan klien dan keluarga
Mengklarifikasi anggapan yang kurang tepat
Meluruskan informasi
Memberikan tambahan pengetahuan dengan poster, gambar atau leaflet
Untuk memperjelas informasi

POST-OP:
1.      nyeri b/d luka pembedahan
INTERVENSI
RASIONAL
Mengkaji tingkat nyeri
Menentukan teknik intervensi
Mengajarkan teknik nafas dalam
Menurunkan nyeri
Mengkaji hal yang biasa dilakukan untuk mengatasi nyeri
Membantu intervensi
Melakukan teknik distraksi
Untuk pengalih perhatian
Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
Membagi perasaan dapat menurunkan stres
Kolaborasi pemberian analgesik
Penurun nyeri
Mengobservasi keefektifan analgesik thd klien
Menilai seberapa jauh penurunan nyeri

2.      resiko infeksi b/d luka pembedahan
INTERVENSI
RASIONAL
Mengkaji TTV
Indikasi adanya gangguan
Mengamati manfestasi klinis infeksi
Deteksi dini dan melakukan penanganan awal secepatnya
Kolaborasi pemberian antibiotika
Mencegah terjadinya infeksi
Mengajarkan pada klien dan klg untuk menjaga kebersihan
Meminimalkan mikroorganisme yang masuk ke tubuh klien
Melakukan perawatan luka dengan prinsip steril
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien











FORMAT PENGKAJIAN

======================================================
I.                   IDENTITAS DATA
Nama               :  An T.R
TTL                 :  Bantul, 1 Januari 1993
Usia                 :  11 tahun
Nama Ayah     :  Samijan                                Nama Ibu        :  Sudiyah
Pendidkan       :  tidak sekolah                                    Pendidikan      :  SD (tidak tamat)
Pekerjaan         :  petani                                   Pekerjaan         :  Petani
Alamat                        :  Gluntung lor RT 1/3 Caturharjo, pandak, Bantul
No. RM           :  01-09-97-44
Tgl masuk        :  17 Januari 2004
Tgl pengkajian :  19 Januari 2004

II.                KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh posisi penisnya melengkung, kencing dari lubang bawah, sering menetes atau merembes

III.             RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
1. prenatal       :  ibu jarang memeriksakan kehamilannya, pada bulan pertama tidak menyadari kehamilannya. Tidak pernah sakit dan tidak pernah mengkonsumsi obat selama hamil
2. intranatal     :  persalinan spontan normal dengan bantuan dukun, lahir normal cukup bulan dan langsung menangis. BBL 3200 kg
3. postnatal      :  klien tidak mengalami masalah dengan kesehatan pada masa neonatal, tidak ada riwayat penyakit berat yang menyebabkan klien harus dirawat di RS

IV.             RIWAYAT MASA LAMPAU
1. penyakit waktu kecil           :  tidak pernah sakit berat, hanya batuk dan pilek biasa. Kontrol kesehatan dipuskesmas, kadang beli obat di warung.
2. pernah dirawat :  9 bulan yang lalu orchidopeksi di RSS, menginap selama 16 hari
3. obat-obat yg digunakan      :  -
4. tindakan (operasi)   : 9 bulan yang lalu orchidopeksi di RSS, menginap selama 16 hari
5. Alergi                                  :  -
6. Kecelakaan              :  pernah  jatuh dari sepeda namun hanya luka lecet biasa
7. imunisasi                 :  lengkap : DPT, Polio, BCG, Campak
V.                RIWAYAT KELUARGA(Genogram)


Ket:
            :  laki-laki
            :  perempuan
            :  meninggal
            :  klien
            :  serumah
                       
VI.             RIWAYAT SOSIAL
1. yang mengasuh       :  ibu
2. hub. Dg anggota klg           :  baik, cukup akrab dengan adik dan kaka
3. hub. Dg teman        :  baik, mudah akrab dengan teman sebaya
4. pembawaan umum  :  aktif, ceria dan mudah akrab
5. lingkungan rumah   :  rumah tipe gubuk dengan 2 kamar, lantai dari tanah, ventilasi 2, Kamar mandi terpisah dari banggunan utama, sumber air dari sumur

VII.          KEBUTUHAN DASAR
1. Makanan yang disukai : ibu mengatakan klien tidak mempunyai kesulitan untuk makan, selera makan baik. Jatah RS selalu habis kadang masih kurang
2. Pola tidur  :  klien tidur jam 8/9 malam dan bangun jam 6 pagi. Tidak pernah tidur siang
3. Mandi       :  2 x/hari, mampu mandi sendiri
4. aktivitas bermain     :  bersama teman-teman, bermain sepak bola dan kelereng
5. eliminasi                  :  BAB :  1x/hari, kadang siang kadang sore
                                                   selama di RS baru 1x
                                       BAK            :  4-5x/hari, namun sering menetes atau merembes

VIII.       KEADAAN KESEHATAN SAAT INI

1. Diagnosa Medis      :  hipospadia tipe penoscrotal
2. Tindakan operasi     :  post orchidopeksi 9 bln yang lalu
                                       pro kordektomi (jadwal hari jumat, 23 januari 2004)
3. Status nutrisi                       :  baik, pola makan baik, BB 25 kg
4. status cairan                        :  baik, klien minum 8 gelas perhari (@ 100 cc)
5. obat                         :  -
6. aktivitas                   :  aktif, bergerak tanpa kesulitan
7. tindakan keperawatan         :  -
8. hasil lab.                  : 19 januari 2004
                                    Na (serum)      :           140
                                    K (serum)        :           3,8
                                    Cl (serum)       :           105
                                    TP                    :           7,66
                                    Alb                  :           4

IX.             PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Anak terlihat aktif, bergerak tanpa kesulitan
Suhu  :  36,5 C
Nadi  :  110x/menit
Pernapasan  :  30x/menit
Tekanan darah  :  120/80 mmHg
Berat  :  25 Kg
TB  :  120 cm
2. Integumen
kulit :  hangat, agak kering pada tangan dan kak, elastis, tidak ada edema
membran mukosa  :  kemerahan, agak kering
bantalan kuku  :  merah muda, tekstur tegas, tidak clubbing
rambut dan kuku  :  rambut bersih, lembut, kulit kepala bersih, tidak ada lesi
3.      kepala dan leher
kepala  : normosefalik, LK :  50 cm
leher  :  ROM penuh, simetris, trakea di garis tengah, tiroid tidak teraba.
4.      telinga
Tidak ada lesi, saluran bersih dan bebas dari serumen, tidak ada masalah dengan pendengaran.
5.      mata :kongjungtiva bening, sklera bening
6.      muka hidung dan rongga mulut
muka, hidung dan gerakan muka :  simetris, anak mudah tersenyum , tidak ada nyeri pada palpasi pipi dan area di atas alis mata
rongga mulut  :  bibir kering, agak pecah-pecah, tidak ada lesi
gusi  :  tidak ada edema atau bengkak
gigi  :  bersih
7.      Dada dan paru-paru
Dada oval, simetris, tidak tertarik ke dalam, Pernafasan diafragmatik
8.      Sistem vasikuler :Jantung  :  normal
Sistem vaskuler  :  nadi radialis dan perifer sama, teratur dan kuat
9.      abdomen
simetris, tidak teraba adanya tonjolan atau massa, tidak ada hernia
10.  sistem genitourinaria
hipospadia penoskrotal, ada refleks BAK, namun ada rembesan sehingga celana sering basah karena urin (inkontinensia refleks)
11.  sistem muskuloskeletal
perkembangan otot dan massa normal sesuai umur, gerakan simetris, cara berjalan normal, jari-jari lengkap, persendian tidak ada nyeri tekan, tidak bengkak, ROM penuh

ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
DO:
§  Ibu menanyakan apa yang perlu dipersiapkan menjelang operasi
§  Ibu tidak tahu ketika ditanya prosedur yang perlu dilakukan setelah operasi
Kurangnya informasi; keterbatasan kognitif
Kurang pengetahuan
DO:
§  Celana klien selalu basah
§  Inkontinensia
DS:
§  Ibu mengatakan celana klien memang selalu basah
§  Klien mengaku merasakan adanya sensasi berkemih, namun tidak merasakan adanya rembesan
Inkontinensia
Resiko gangguan integritas kulit

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi; ketebatasan kognitif
Tujuan:
Setelah dilakukan pembelajaran atau penyuluhan selama 2x15 menit, pemahaman klien dan keluarga mengenai prosedur peroperatif hipospadia akan bertambah.
Kriteria Evaluasi:
§  Klien dan keluarga dapat menyebutkan hal-hal yang perlu dilakukan sebelum operasi
§  Klien dan keluarga dapat menyebutkan hal-hal yang perlu dilakukan setelah operasi
§  Klien dan keluarga dapat menyebutkan perawatan pada luka operasi
2.      Resiko gangguan integritas kulit b/d inkontinensia
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x10 menit, pemahaman klien tentang faktor resiko meningkat, sehingga tidak terjadi gangguan integritas kulit.
Kriteria Evaluasi:
§  Klien dan keluarga memahami penyebab gangguan integritas kulit
§  Klien dan keluarga dapat memahami manifestasi klinis gangguan integritas kulit
§  Klien dan keluarga dapat memahani cara mencegah terjadinya gangguan integritas kulit


CATATAN PERKEMBANGAN

No. dx
Tgl/jam

INTERVENSI

EVALUASI
1.
20-01-2004
10.00

§  Mengkaji tingkat pengetahuan orang tua tentang prosedur perioperative
à klien dan klg lupa mengenai   prosedur op. 9 bln yang lalu
§  Melakukan pendidikan kesehatan mengenai prosedur operasi hipospadia
§  Mengevaluasi proses pendidikan kesehatan
S: keluarga mengatak belum memahami sepenuhnya  mengenai prosedur operasi
O: keluarga blm dpt menyebutkan prosedur pre dan post op
A: masalah blm teratasi
P: lanjutkan intervensi
21-01-2004
18.00

§  Mengkaji keefektifan pengetahuan tentang prosedur perioperative yang telah diberikan kemarin
§  Melakukan pendidikan kesehatan sesuai SAP
S: keluarga menyatakan mengerti mengenai prosedur perioperative
O: keluarga dapat menyebutkan prosedur pre dan post op
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
22-01-2004
09.00

§  Mengingatkan klien dan keluarga mengenai prosedur perioperative
§  Mengkaji keefektifan penkes
§  Menanyakan pada klien dan klg tentang hal-hal yang dirasa masih belum jelas
S: klien dan klg menyatakan pemahaman akan prosedur perioperative
O: klien dan klg dapat menyebutkan tindakan perioperative dan tindakan perawatan post-op
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
21.00
§  Mengingatkan kembali akan informasi yang telah diberikan
§  Menkaji keefektifan penkes yang telah diberikan
2.
20-01-2004
10.00

§  Mengamati adanya manifestasi gangguan interitas kulit
à ada kemerahan, tidak ada lesi, bau urine menyengat
§  Mengkaji hal-hal yang biasa dilakukan dirumah untuk menangani masalah inkontinensia
à klien dan keluarga tidak menganggap hal tersebut sebagai masalah, klien sering pulang sekolah dalam keadaan celana basah, sehingga berbau
§  Keluarga mengatakan klien berganti celana 2x sehari, ketika mandi saja
§  Memberikan penjelasan mengenai pentingnya menjaga kebersihan area perineal
§  Menganjurkan klien untuk segera mengganti celana bila basah
§  Menganjurkan klien untuk melapisi celana dengan kain untuk mencegah perembesan di kain celana
S: ibu mengatakan tidak mengerti mengenai faktor resiko
O: klien blm dapt menyebutkan faktor resiko gangguan integritas kulit yang mungkin dialami
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

21-01-2004
17.00

§  Mengamati manifestasi klinis kerusakan integritas kulit di area perineal
à ada kemerahan, tidak ada lesi
§  Menganjurkan anak untuk membersihkan area perineal lebih sering, menggunakan sabun dan mengeringkan dengan handuk
§  Mengajarkan pada keluarga mengenai tanda-tanda klinis kerusakan integritas kulit
S: klg menyatakan pemahaman mengenai pentingnya perawatan area perineal
O: klien dan klg dapat menyebutkan tanda-tanda klinis kerusakan integritas kulit
Klien terlihat lebih sering berganti celana
A: masalah teratasi tap faktor resiko masih ada
P: lanjutkan penkes

22-01-2004
09.00

§  Mengkaji manifestasi klinis kerusakan integritas kulit
§  Menganjurkan klg untuk meminimalkan efek buruk inkontinensia pada lingkungan
à menganjurkan ibu untuk memberikan alas dengan plastik pada tempat tidur klien untuk menghindarkan rembesan di kasur
§  mengkaji ulang pengetahuan keluarga mengenai manifestasi klinis gangguan integritas kulit
S: klien dan klg memahami faktor resiko dan pencegahan terjadinya gangguan integritas kulit
O: klien dan klg dapat menyebutkan menifestasi klinis gangguan integritas kulit, menyebutkan faktor resiko dan pencegahannya
A: masalah teratasi, faktor resiko masih ada
P: lanjutkan intervensi
PK inkontinensia urin



PERSIAPAN PREOPERASI
Tgl 22 januari 2004
Jam 21.00        Menginstruksikan klien untuk berpuasa
                        Mengingatkan klien untuk beristirahat
                        Menyiapkan berkas-berkas preoperasi
23 januari 2004
jam 05.00        Menyiapkan informed consent
                        membantu ibu mengisi informed concent
Melakukan pemasangan infus dengan prinsip steril
                        Memberikan injeksi cefotaxime 1 gram

 

  






 DAFTARPUSTAKA

§  Ashcraft, pediatric urology, W.B saunders, 1990
§  Carpenito, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2000
§  Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian pasien, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1999
§  Joyce Engel, Pengkajian Pediatrik, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998
§  NANDA, Nursing diagnoses: Definitions and Classification 2001-2002, Philadelphia, 2002
§  Sacharin, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1996

No comments:

Post a Comment