ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PNEUMONIA
A.
Pengertian
Pneumonia merupakan infeksi akut dari ruang alveoli
paru. Dapat melibatkan seluruh lobus (pneumonia lobaris)atau lebih berbercak
(lobuler). Jika terbatas pada alveoli yang berdampingan dengan bronchi disebut
bronkopneumonia. (Sacharin, R.M, 1996).
Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian
bawah yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomis pneumonia anak dibedakan
menjadi pneumonia lobaris, pneumonia interstisialis, dan bronkopneumonia.
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)
Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada
parenkim paru yang terjadi pada anak. (Suriadi, 2001)
Bronkopneumonia adalah peradangan parenkim paru berupa
bercak-bercak tersebar mengelilingi dan mengenai bronkus bilateral. (Standar
Pelayanan Medis Kesehatan Anak RSUD Wates, 2001)
Menurut WHO pneumonia dibedakan menjadi :
1
Pneumonia
sangat berat : bila ada sianosis sentral dan tidak sanggup minum, harus dirawat di RS
2
Pneumonia
berat : bila ada retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum, harus
dirawat di RS dan diberi antibiotic
3
Pneumonia
: bila tidak ada retraksi , tetapi napas cepat :
Ø >60 x/menit pada bayi < 2 bulan
Ø >50 x/menit pada anak 2 bulan – 1 tahun
Ø >40 x/menit pada anak 1 – 5 tahun
tidak perlu dirawat, cukup diberi antibiotik
oral
4
Bukan
pneumonia : hanya batuk tanpa tanda dan gejala seperti di atas, tidak perlu dirawat, tidak perlu
antibiotik.
B.
Etiologi
1.
Bakteri :
Pneumokakus (penyebab utama pneumonia), Streptokokus, Stafilokokus, Haemophilus
influenza, Pseudomonas, Mycoplasma pneumonia
2.
Virus atau
kemungkinan virus : Adenovirus, Virus influenza, Sitomegalovirus
3.
Jamur : Kandida,
Histoplasma, Aspergilus
4.
Bahan
kimia : Aspirasi ( cairan amnion, makanan, cairan lambung, susu), bahan kimia (
minyak tanah, bensin )
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)
C.
Patofisiologi
Bakteri penyebab terisap ke paru-paru melalui saluran
napas menyebabkan reaksi jaringan berupa edema, yang mempermudah proliferasi
dan penyebaran kuman. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu
terjadinya sebukan sel PMN (Polimorfonuklear), fibrin, eritrosit, cairan edema
dan kuman ke alveoli. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000)
Mikroorganisme masuk melalui hidung
atau mulut kemudian ke trakea dan bronkus menyebabkan sekret meningkat dan
terjadi sarang infiltrat tersebar. Pada anak, bronkopneumonia lebih sering
terjadi daripada pneumonia lobaris. (Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak
RSUD Wates, 2001).
Banyak kasus pneumonia di dahului suatu infeksi
pernapasan bagian atas. Pada bayi dan anak kemungkinan terdapat konvulsi. Suhu
tubuh meningkat dengan cepat dengan pernapasan dangkal, cepat dan nadi
meningkat. Batuk biasanya kering dan sangat mengganggu. Kemungkinan terdapat
juga ganggua gastrointestinal. Seringkali ditemukan sianosis dan berhubungan
erat dengan keterlibatan paru-paru. (Sacharin, R.M, 1996).
Pathway
Bakteri
Saluran nafas
Respon
peradangan Hipertermi
Edema alveolar Pembentukan exudates Muntah
Jalan nafas
tidak efektif
Pola napas tidak efektif Resiko
aspirasi
Cemas ortu Intoleransi
aktivitas
Intake kurang
Hospitalisasi Defisit self care
Kurang pengetahuan
Rsk def keb nutrisi / cairan Takut
D.
Manifestasi
Klinik
1.
Manifestasi
nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel,
gelisah, malaise, anoreksia, keluhan gastrointestinal.
2.
Gejala
umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipneu, ekspektorasi sputum,
cuping hidung, sesak napas, merintih, dan sianosis. Anak yang lebih besar lebih
suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada.
3.
Tanda
pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat
bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas)., perkusi pekak, fremitus
melemah, suara napas melemah, dan ronkhi.
4.
Tanda
efusi pleura atau empiema berupa gerak dada tertinggal di daerah efusi, perkusi
pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, friction rub, nyeri dada karena
iritasi pleura, kaku kuduk/meningismus (iritasi meningen tanpa inflamasi),
nyeri abdomen (kadang terjadi bila iritasi mengenai diafragma pada pneumonia
lobus kanan bawah).
5.
Tanda
infeksi ekstrapulmonal
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)
E.
Komplikasi
1. Meningitis
|
7. Sepsis
|
2. Encepalitis
|
8. Atelektasis
|
3.
Perikarditis
|
9. Syok
|
4. Otitis
Media
|
10. Gagal
nafas
|
5. Abses kulit
|
11.
Pneumotorak
|
6. Sinusitis
|
|
(Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak RSUD Wates, 2001).
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)
F.
Penatalaksanaan
1.
Keperawatan
a.
Membersihkan
jalan nafas
b.
Memberikan
oksigen
c.
Fisioterapi
dada
d.
Posturnal
drainase
e.
Resusitasi
paru
f.
Memenuhi
kebutuhan nutrisi (diet TKTP) dan cairan
2.
Medis
a.
Antibiotik
(selama 5-10 hari) :
-
Ampisilin
100 mg/kg BB/hari, 3-4 kali sehari
-
Penisilin
Prokain 50-100.000 unit/hari
-
Kombinasi
Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dengan Kloramfenicol 50-100 mg/Kg BB/hari , 3-4
kali sehari (untuk anak umur > 2 bulan)
-
Kombinasi
Ampisilin 100 mg/Kg BB/hari dengan Gentamisin 5 mg/kg BB/hari, 2 kali sehari
(untuk anak < 2 bulan)
b.
Infus .
c.
Fisioterapi
dada
d.
Oksigenasi
e.
Terapi
inhalasi
(Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak
RSUD Wates, 2001).
G.
Asuhan
Keperawatan
1.
Pengkajian
a.
Identitas
b.
Riwayat
Kesehatan :
1)
Keluhan
utama : batuk, pilek, demam, sesak napas, gelisah
2)
Riwayat
kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah
sakit)
3)
Riwayat
kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh pasien) : sesak napas, batuk lama, TBC, alergi
4)
Riwayat
kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak) :
sesak napas, batuk lama, TBC, alergi
5)
Riwayat
imunisasi : BCG
6)
Riwayat
tumbuh kembang
c.
Pemeriksaan
persistem :
1)
Keadaan
umum : kesadaran, vital sign, status gizi (BB, TB)
2)
Sistem
persepsi sensori :
a)
Sistem
persyarafan : kesadaran, iritabel, kaku kuduk, kejang.
b)
Sistem
pernafasan : kusmaul, sianosis, pernapasan, cuping hidung, takipneu, ronkhi,
produksi secret meningkat
c)
Sistem
kardiovaskuler : takikardi, nyeri dada, nadi lemah dan cepat, kapilary refill
lambat, akral hangat/dingin, sianosis perifer
d)
Sistem gastrointestinal
: kadang diare
e)
Sistem
integumen : sianosis, bibir kering
f)
Sistem
perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria/anuria
g)
Sistem muskuloskeletal
: tonus otot menurun, lemah secara umum
d.
Pola
Fungsi Kesehatan
1)
Pola
persepsi dan pemeliharaan kesehatan : kebiasaan bab di wc/sungai/kebun,
personal hygiene ?, sanitasi ? Keluarga perokok ?
2)
Pola
nutrisi dan metabolisme : anoreksia, mual, muntah, maknan teakhir yang dimakan,
alergi, baru saja ganti susu, salah makan, makan berlebihan efek samping obat.
3)
Pola
eleminasi : bak terakhir, oliguria/anuri
4)
Pola
aktifitas dan latihan
5)
Pola tidur
dan istirahat : susah tidur
6)
Pola
kognitif dan perceptual
7)
Pola
toleransi dan koping stress
8)
Pola nilai
dan keyakinan
9)
Pola
hubungan dan peran
10)
Pola
seksual dan reproduksi
11)
Pola
persepsi diri dan konsep diri
H.
Diagnosa
Keperawatan
1.
Bersihan
jalan nafas tidak efektif b.d produk mucus berlebihan dan kental, batuk tidak
efektif
2.
Perubahan
pola nafas b.d perubahan membrane alveolar
3.
Resiko
perubahan nutrisi kurang b.d intake inadekuat
4.
Resiko
kebutuhan cairan kurang b.d intake inadekuat, hipertermi
5.
Hipertermi
b.d peningkatan metabolisme, proses inflamasi
6.
Resiko
aspirasi b.d akumulasi secret di trakheobronkheal, sesak nafas
7.
Defisit
self care b.d kelemahan, kelelahan
8.
Cemas
orang tua b.d perkembangan penyakit anaknya
9.
Takut b.d
hospitalisasi, tindakan invasive, terapi inhalasi
10.
Kurang
pengetahuan tentang pneumonia b.d kurang informasi, keter-batasan kognisi,
tidak kooperatif dengan sumber informasi
Rencana
Perawatan
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan
|
Rencana Keperawatan
|
1.
|
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d obstruksi
jalan nafas / peningkatan sekresi trakheobronkheal.
Batasan karakteristik :
-
Dispneu
-
Orthopneu
-
Sianosis
-
Ronkhi / krepitasi
-
Kesulitan berbicara
-
Batuk tidak efektif atau tidak ada
-
Mata melebar
-
Produksi sputum me-ningkat
-
Gelisah
-
Perubahan frekuensi dan irama napas
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama … x 24 jam jalan napas klien efektif, dengan kriteria :
Status Respirasi : Patensi Jalan Nafas
(0410) :
-
Suara napas bersih
-
Tidak ada sianosis
-
Tidak sesak napas / dispneu
-
Irama napas dan frekuensi napas dalam rentang normal
-
Klien tidak merasa ter-cekik
-
Tidak ada sianosis
-
Tidak gelisah
-
Sputum berkurang
Status Respirasi : Ventilasi (0403)
-
Mendemonstrasikan ba-tuk efektif
-
Suara nafas yang bersih
-
Tidak ada sianosis
-
Tidak ada dispneu (mam-pu bernafas dengan mudah)
-
Tidak ada pursed lips
|
Airway Suctioning (3160)
1
Pastikan kebutuhan suctioning
2
Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah
suctioning
3
Informasikan pada klien dan keluarga tentang
suctioning
4
Meminta klien napas dalam sebelum suctioning
5
Berikan oksigen dengan kanul nasal untuk
memfasilitasi suctioning na-sotrakheal
6
Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
7
Anjurkan klien napas dalam dan istirahat setelah
kateter dikeluarkan dari nasotrakheal
8
Monitor status oksigen pasien
9
Hentikan suction apabila klien me-nunjukkan
bradikardi
Airway manajemen ( 3140)
1. Buka jalan napas,
gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan klien
untuk memaksi-malkan ventilasi
3. Identifikasi pasien
perlunya pema-sangan jalan napas buatan
4. Pasang mayo bila
perlu
5. Lakukan fisioterapi
dada bila perlu
6. Keluarkan secret
dengan batuk atau suction
7. Auskultasi suara
napas , catat adanya suara nafas tambahan
8. Kolaborasi pemberian
bronkodilator bila perlu
9. Monitor respirasi
dan status oksigen
Cough Enhancement (3250)
1
Monitor fungsi paru-paru, kapasitas vital, dan
inspirasi maksimal
2
Dorong pasien melakukan nafas dalam, ditahan 2 detik
lalu batuk 2-3 kali
3
Anjurkan klien nafas dalam beberapa kali, dikeluarkan
dengan pe-lan-pelan dan batukkan di akhir ekspirasi
Terapi Oksigen (3320)
1. Bersihkan secret di
mulut, hidung dan trakhea / tenggorokan
2. Pertahankan patensi
jalan nafas
3. Jelaskan pada klien
/ keluarga ten-tang pentingnya pemberian oksigen
4. Berikan oksigen
sesuai kebutuhan
5. Pilih peralatan
sesuai kebutuhan : kanul nasal 1-3
l/mnt, head box 5-10 l/mnt, dll
6. Monitor aliran
oksigen
7. Monitor selang
oksigen
8. Cek secara periodik
selang oksigen, air humidifier, aliran
oksigen
9. Observasi tanda kekurangan
oksigen : gelisah, sianosis dll
10. Monitor tanda keracunan
oksigen
11. Pertahankan oksigen
selama dalam transportasi
12. Anjurkan klien /
keluarga untuk me-ngamati persediaan oksigen, air humidifier, jika habis
laporkan petugas
Mengatur posisi (0840)
1. Atur posisi pasien
semi fowler, ekstensi kepala
2. Miringkan kepala
bila muntah
Fisioterapi dada (3230)
1
Tentukan adanya kontraindikasi fisioterapi dada
2
Tentukan segmen paru-paru yang memerlukan
fisioterapi dada
3
Posisikan klien dengan segmen paru yang memerlukan
drainase dile-takkan lebih tinggi
4
Gunakan bantal kepala untuk membantu mengatur posisi
5
Kombinasikan teknik perkusi dan posturnal drainase
6
Kombinasikan teknik fibrasi dan posturnal drainase
7
Kelola terapi inhalasi
8
Kelola pemberian bronchodilator, mukolitik
9
Monitor dan tipe sputum
10 Dorong batuk sebelum
dan sesudah posturnal drainase
|
2.
|
Resiko aspirasi b.d
aku-mulasi sekret, sesak nafas
Faktor Resiko :
-
Penurunan reflek ba-tuk dan gag reflek
-
Ngt
-
Penurunan kesadaran
-
Gangguan menelan
-
Produksi secret me-ningkat
-
Dispneu
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama … x 24 jam klien
tidak mengalami aspirasi, dengan kriteria :
Respiratory status : ventilation (0403)
-
Respirasi dalam rentang normal
-
Ritme dalam batas normal
-
Ekspansi dada simetris
-
Tidak ada sputum
-
Tidak ada penggunaan otot-otot tambahan
-
Tidak ada retraksi dada
-
Tidak ditemukan dispneu
-
Dispneu saat aktivitas ti-dak ditemukan
-
Napas pendek-pendek ti-dak ditemukan
-
Tidak ditemukan taktil fremitus
-
Tidak ditemukan suara napas tambahan
Respiratory status : gas ekchange (0402)
-
Status mental dalam batas normal
-
Bernapas dengan mudah
-
Gelisah tidak ditemukan
-
Tida ada sianosis
-
Tidak ada somnolent
|
Airway Suctioning (3160)
1
Pastikan kebutuhan suctioning
2
Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah
suctioning
3
Informasikan pada klien dan keluarga tentang
suctioning
4
Meminta klien napas dalam sebelum suctioning
5
Berikan oksigen dengan kanul nasal untuk
memfasilitasi suctioning na-sotrakheal
6
Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
7
Anjurkan klien napas dalam dan istirahat setelah
kateter dikeluarkan dari nasotrakheal
8
Monitor status oksigen pasien
9
Hentikan suction apabila klien me-nunjukkan
bradikardi
Airway manajemen ( 3140)
1
Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
2
Posisikan klien untuk memaksi-malkan ventilasi
3
Identifikasi pasien perlunya pema-sangan jalan napas
buatan
4
Pasang mayo bila perlu
5
Lakukan fisioterapi dada bila perlu
6
Keluarkan secret dengan batuk atau suction
7
Auskultasi suara napas , catat adanya suara nafas
tambahan
8
Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu
9
Monitor respirasi dan status oksigen
Aspiration Precaution (3200)
1. Monitor tingkat
kesadaran, reflek batuk, gag reflek dan kemampuan menelan.
2. Monitor status
paru-paru
3. Pertahankan airway
4. Alat suction siap
pakai, tempatkan disamping bed, dan suction sebelum makan
5. Beri makanan dalam
jumlah kecil
6. Pasang NGT bila
perlu
7. Cek posisi NGT
sebelum membe-rikan makan
8. Cek residu sebelum
memberikan makan
9. Hindari pemberian
makanan jika residu banyak
10. Libatkan keluarga
selama pemberian makan
11. Potong makanan
menjadi kecil-kecil
12. Mintakan obat dalam
bentuk sirup
13. Puyer pil sebelum
diberikan
14. Jaga posisi kepala klien
elevasi 30-40˚ selama dan setelah pemberian makan
15. Anjurkan / atur posisi klien semi fowler atau fowler
ketika makan
16. K/p per sonde atau drip
feeding
17. Cek apakah makanan
mudah di telan
Mengatur posisi (0840)
1. Atur posisi pasien
semi fowler, ekstensi kepala
2. Miringkan kepala
bila muntah
Respirasi Monitoring (3350)
1. Monitor rata-rata,
ritme, kedalaman, dan usaha napas
2. Catat gerakan dada
apakah simetris, ada penggunaan otot tambahan, dan retraksi
3. Monitor crowing,
suara ngorok
4. Monitor pola napas :
bradipneu, takipneu, kusmaull, apnoe
5. Dengarkan suara
napas : catat area yang ventilasinya menurun / tidak ada dan catat adanya
suara tambahan
6. K/p suction dengan
mendengarkan suara ronkhi atau krakles
7. Monitor peningkatan
gelisah, cemas, air hunger
8. Monitor kemampuan klien
untuk batuk efektif
9. Catat karakteristik
dan durasi batuk
10. Monitor secret di
saluran napas
11. Monitor adanya
krepitasi
12. Monitor hasil
roentgen thorak
13. Bebaskan jalan napas
dengan chin lift atau jaw thrust bila perlu
14. Resusitasi bila
perlu
15. Berikan terapi
pengobatan sesuai advis (oral, injeksi, atau terapi in-halasi)
|
3.
|
Pola nafas tidak efektif b.d perubahan
membrane alveoler
Batasan
karakteristik :
-
Penurunan tekanan in-spirasi / ekspirasi
-
Penurunan ventilasi per menit
-
Penggunaan otot na-fas tambahan
-
Pernafasan nasal fla-ring
-
Dispneu
-
Ortopneu
-
Penyimpangan dada
-
Nafas pendek
-
Posisi tubuh menun-jukkan posisi 3 poin
-
Nafas pursed-lip (de-ngan bibir)
-
Ekspirasi memanjang
-
Peningkatan diameter anterior-posterior
-
Frekuensi nafas
Ø Bayi :
< 25 atau > 60
Ø 1-4 th : < 20 atau > 30
Ø 5-14 th : < 14
atau > 25
Ø > 14 th : < 11
atau > 24
-
Kedalaman nafas
Ø Volume tidal de-wasa
saat istira-hat 500 ml
Ø Volume tidal ba-yi 6-8 ml/kg BB
-
Penurunan kapasitas vital
-
Timing rasio
|
Setelah
dilakukan tindakan perawatan selama … X 24
jam pola nafas klien efektif, dengan kriteria :
Respiratory status : Airway patency
(0410) :
-
Suara napas bersih
-
Tidak ada sianosis
-
Tidak sesak napas
-
Irama napas dan frekuensi napas dalam rentang normal
-
Klien tidak merasa ter-cekik
-
Tidak ada sianosis
-
Tidak gelisah
-
Sputum berkurang
Respiratory status : ventilation (0403)
-
Respirasi dalam rentang normal
-
Ritme dalam batas normal
-
Ekspansi dada simetris
-
Tidak ada sputum di jalan napas
-
Tidak ada penggunaan otot-otot nafas tambahan
-
Tidak ada retraksi dada
-
Tidak ditemukan dispneu
-
Dispneu saat aktivitas ti-dak ditemukan
-
Napas pendek-pendek ti-dak ditemukan
-
Tidak ditemukan taktil fremitus
-
Tidak ditemukan suara napas tambahan
|
Airway manajemen ( 3140)
1
Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
2
Posisikan klien untuk memaksi-malkan ventilasi
3
Identifikasi perlunya pemasangan jalan napas buatan
4
Pasang mayo bila perlu
5
Lakukan fisioterapi dada bila perlu
6
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
7
Auskultasi suara napas , catat adanya suara tambahan
8
Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu
9
Monitor respirasi dan status oksigen
Respirasi Monitoring (3350)
1
Monitor rata-rata, ritme, kedalaman, dan usaha napas
2
Catat gerakan dada apakah simetris, ada penggunaan
otot tambahan, dan retraksi
3
Monitor crowing, suara ngorok
4
Monitor pola napas : bradipneu, takipneu, kusmaul,
apnoe
5
Dengarkan suara napas : catat area yang ventilasinya
menurun / tidak ada dan catat adanya suara tambahan
6
K/p suction dengan mendengarkan suara ronkhi atau krakles
7
Monitor peningkatan gelisah, cemas, air hunger
8
Monitor kemampuan klien untuk batuk efektif
9
Catat karakteristik dan durasi batuk
10 Monitor sekret di
saluran napas
11 Monitor adanya
krepitasi
12 Monitor hasil
roentgen thorak
13 Bebaskan jalan napas
dengan chin lift atau jaw thrust bila perlu
14 Resusitasi bila
perlu
15 Berikan terapi
pengobatan sesuai advis (oral, injeksi, atau terapi in-halasi)
Cough Enhancement (3250)
1
Monitor fungsi paru-paru, kapasitas vital, dan
inspirasi maksimal
2
Dorong pasien melakukan nafas dalam, ditahan 2 detik
lalu batuk 2-3 kali
3
Anjurkan klien nafas dalam beberapa kali,
dikeluarkan dengan pelan-pelan dan batukkan di akhir ekspirasi
Terapi Oksigen (3320)
13. Bersihkan secret di
mulut, hidung dan trachea / tenggorokan
14. Pertahankan patensi
jalan nafas
15. Jelaskan pada klien /
keluarga ten-tang pentingnya pemberian oksigen
16. Berikan oksigen
sesuai kebutuhan
17. Pilih peralatan
sesuai kebutuhan : kanul nasal 1-3
l/mnt, head box 5-10 l/mnt, dll
18. Monitor aliran
oksigen
19. Monitor selang
oksigen
20. Cek secara periodik
selang oksigen, air humidifier, aliran oksigen
21. Observasi tanda
kekurangan oksigen : geli-sah, sianosis dll
22. Monitor tanda
keracunan oksigen
23. Pertahankan oksigen
selama dalam transportasi
24. Anjurkan klien / keluarga
untuk me-ngamati persediaan oksigen, air humidifier, jika habis laporkan
petugas
|
4.
|
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen, kelemahan
Batasan Karakteristik :
-
Laporan kerja : kele-lahan dan kelemahan
-
Respon terhadap akti-vitas menunjukkan na-di dan
tekanan darah abnormal
-
Perubahan EKG me-nunjukkan aritmia / disritmia
-
Dispneu dan ketidak-nyamanan yang sangat
-
Gelisah
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama … x 24
jam, klien mampu mencapai : activity
toleransi , dengan kriteria :
Activity tolerance (0005)
-
Saturasi oksigen dalam batas
normal ketika beraktivitas
-
HR dalam batas normal ketika
beraktivitas
-
Respirasi dalam batas normal
saat beraktivitas
-
Tekanan darah sistolik dalam
batas normal saat beraktivitas
-
Tekanan darah diastolik dalam
batas normal saat beraktivitas
-
EKG dalam batas normal
-
Warna kulit
-
Usaha bernafas
saat beraktivitas
-
Berjalan di ruangan
-
Berjalan jauh
-
Naik tangga
-
Kekuatan ADL
-
Kemampuan
berbicara saat latihan
|
Terapi Aktivitas (4310)
1
Catat frekuensi jantung irama, perubahan tekanan darah sebelum, selama,
setelah beraktivitas sesuai indikasi
2
Tingkatkan istirahat, batasi
aktivitas dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat
3
Batasi pengunjung
4
Monitor / pantau respon emosi, fisik, sosial dan
spiritual
5
Jelaskan pola peningkatan
aktivitas secara bertahap
6
Bantu klien mengenal aktivitas
dengan penuh arti
7
Bantu klien mengenal pilihan
untuk baktivitas
8
Bantu klien mengenal dan mem-peroleh akal, sumber
yang di-butuhkan untuk keinginan ber-aktivitas
9
Tentukan klien komitmen untuk
meningkatkan frekuensi dan atau jarak
untuk aktivitas
10
Kolaborasi yang berhubungan de-ngan
fisik, terapi rekreasi, penga-wasan program aktivitas yang tepat
11
Bantu klien membuat rencana yang khusus untuk
pengalihan aktivitas rutin tiap hari
12
Bantu klien / keluarga mengenal
kekurangan mutu aktivitas
13
Latih klien / keluarga mengenai
pe-ran fisik, sosial, spiritual , pe-ngertian aktivitas didalam peme-liharaan
kesehatan
14
Bantu klien / keluarga
menyesuaikan lingkungan dengan keinginan akti-vitas
15
Berikan aktivitas yang
meningkatkan perhatian dalam jangka waktu tertentu
16
Fasilitasi penggantian
aktivitas ketika klien sudah melewati batas waktu, energi dan pergerakan
17
Berikan lingkungan yang
tidak berbahaya untuk berjalan sesuai
indikasi
18 Berikan bantuan yang
positif untuk partisipasi didalam aktivitas
19 Bantu klien
menghasilkan motivasi sendiri
20
Monitor emosi, fisik, sosial,
dan spiritual dalam aktivitas
Manajemen Energi (0180)
1.
Observasi adanya pembatasan klien
dalam melakukan aktivitas
2.
Dorong mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan
3.
Kaji adanya factor yang
menye-babkan adanya kelelahan
4.
Monitor nutrisi dan sumber energi
yang adekuat
5.
Monitor klien adanya kelelahan
fisik dan emosi secara berlebihan
6.
Monitor respon kardiovaskuler
terhadap aktivitas
7.
Monitor pola tidur dan lamanya
tidur / istirahat klien
Manajemen
Disritmia (4090)
1. Mengetahui dengan
pasti klien dan keluarga yang mempunyai riwayat jantung.
2.
Monitor dan periksa kekurangan
oksigen, keseimbangan asam basa, elektrolit.
3.
Rekam EKG
4.
Anjurkan istirahat setiap
terjadi serangan.
5.
Catat frekuensi dan lamanya kejadian
serangan .
6. Monitor hemodinamik.
|
5.
|
Defisit self care b.d ke-lemahan, kelelahan,
sesak nafas
Batasan karakteristik :
-
Klien tidak mampu mengambil makanan
-
Klien tidak mampu ke toilet
-
Klien tidak mampu ke kamar mandi
-
Klien tiodak mampu me-makai baju sendiri
|
Kebutuhan ADL klien terpenuhi selama perawatan
Indikator:
-
Klien tampak bersih dan rapi
-
Mengerti secara sederhana cara mandi, makan, toileting, dan berpakaian
serta mau mencoba secara aman tanpa cemas
-
Klien mau berpartisipasi dengan senang
hati tanpa keluhan dalam memenuhi ADL
-
Kebutuhan makan minum, mandi, toileting,
dll terpenuhi
|
NIC: Membantu perawatan diri klien Mandi dan toiletting
Aktifitas:
1.
Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang
mudah dikenali dan mudah dijangkau klien
2.
Libatkan klien dan dampingi
3.
Berikan bantuan selama klien masih mampu
mengerjakan sendiri
4.
Libatkan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan mandi dan toileting
NIC: ADL Berpakaian
Aktifitas:
1.
Informasikan pd klien dalam memilih pakaian selama perawatan
2.
Sediakan pakaian di tempat yang mudah dijangkau
3.
Bantu berpakaian yang sesuai
4.
Jaga privcy klien
5.
Berikan pakaian pribadi yg digemari dan
sesuai
6.
Libatkan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan berpakaian
NIC: ADL Makan
1.
Anjurkan duduk dan berdo’a bersama teman
2.
Dampingi saat makan
3.
Bantu jika klien belum mampu dan beri
contoh
4.
Libatkan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan makan dan minum
5.
Beri rasa nyaman saat makan
|
6.
|
Takut b.d hospitalisasi, tindakan invasife, terapi
inhalasi, pengalaman / lingkungan yang kurang bersahabat. (00148)
Batasan karakteristik :
-
Panik
-
Teror
-
Perilaku menghindar
atau menyerang
-
Impulsif
-
Nadi,
respirasi, TD sistolik
meningkat
-
Anoreksia
-
Mual, muntah
-
Pucat
-
Stimulus sebagai an-caman
-
Lelah
-
Otot tegang
-
Keringat meningkat
-
Gempar
-
Ketegangan mening-kat
-
Menyatakan takut
-
Menangis
-
Protes
-
Melarikan diri
|
Setelah dilakukan tindak-an keperawatan selama … X
24 jam rasa takut klien berkurang atau hilang dengan kriteria :.
Fear control (1404) :
-
Klien tidak menyerang atau menghindari sumber yang
menakutkan
-
Klien menggunakan tek-nik relaksasi untuk me-ngurangi takut
-
Klien mampu mengontrol respon takut
-
Klien tidak melarikan diri.
-
Durasi takut menurun
-
Klien kooperatif saat dilakukan perawatan dan
pengobatan (terapi inha-lasi)
Anxiety control (1402)
-
Tidur pasien adekuat
-
Tidak ada manifestasi fisik
-
Tidak ada manifestasi perilaku
-
Klien mau berinteraksi sosial
|
Coping enhancement
(5230)
1. Kaji respon takut
pasien : data objektif dan subyektif
2. Jelaskan pasien / keluarga
tentang proses penyakit
3. Terangkan klien / keluarga tentang semua pemeriksaan dan peng-obatan
4. Sampaikan sikap
empati (diam, mem-berikan sentuhan, mengijinkan mena-ngis, berbicara dll)
5. Dorong orang tua
untuk selalu menemani anak
6. Berikan pilihan yang
realistik ten-tang aspek perawatan
7. Dorong klien untuk
melakukan aktifitas sosial dan komunitas
8. Dorong penggunaan
sumber spiritual
Anxiety Reduction (5820)
1. Jelaskan semua
prosedur termasuk perasaan yang mungkin dialami selama menjalani prosedur
2. Berikan objek yang dapat
mem-berikan rasa aman
3. Berbicara dengan
pelan dan tenang
4. Membina hubungan
saling percaya
5. Jaga peralatan
pengobatan di luar penglihatan klien
6. Dengarkan klien
dengan penuh perhatian
7. Ciptakan suasana
saling percaya
8. Dorong klien
mengungkapkan pe-rasaan, persepsi dan takut secara verbal
9. Berikan aktivitas / peralatan
yang menghibur untuk mengurangi ke-tegangan
10. Anjurkan klien
menggunakan teknik relaksasi
11. Anjurkan orang tua
untuk memba-wakan mainan kesukaan klien dari rumah
12. Libatkan orang tua
dalam perawatan dan pengobatan
13. Berikan lingkungan
yang tenang
14. Batasi pengunjung
|
7.
|
Cemas orang tua b.d perkembangan penyakit anaknya (sesak nafas, gelisah)
Batasan karakteristik :
-
Orang tua sering bertanya
-
Orang tua meng-ungkapkan perasaan cemas
-
Khawatir
-
Kewaspadaan me-ningkat
-
Mudah tersinggung
-
Gelisah
-
Wajah tegang, me-merah
-
Kecenderungan me-nyalahkan orang lain
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
… X pertemuan kecemasan orang tua hilang atau berkurang, dengan kriteria :
Anxiety control (1402)
-
Tidur
adekuat
-
Tidak ada manifestasi fisik
-
Tidak ada manifestasi perilaku
-
Mencari informasi untuk mengurangi cemas
-
Menggunakan teknik relaksasi untuk me-ngurangi cemas
-
Berinteraksi social
Aggression Control (1401)
-
Menghindari kata yang meledak-ledak
-
Menghindari perilaku yang merusak
-
Mampu mengontrol verbal
Coping (1302)
-
Mampu mengidentifikasi pola koping yang efektif dan
tidak efektif
-
Mampu mengontrol verbal
-
Melaporkan stress / ce-masnya berkurang
-
Mengungkapkan menerima keadaan
-
Mencari informasi ber-kaitan dengan penyakit dan
pengobatan
-
Memanfaatkan dukungan sosial
-
Melaporkan penurunan stres fisik
-
Melaporkan peningkatan kenyamanan psikisnya
-
Mengungkapkan membu-tuhkan bantuan
-
Melaporkan perasaan ne-gatifnya berkurang
-
Menggunakan strategi ko-ping efektif
|
Coping enhancement
(5230)
1. Kaji respon cemas
orang tua
2. Jelaskan orang tua
tentang proses penyakit anaknya
3. Terangkan orang tua
tentang pro-sedur pemeriksaan dan pengobatan
4. Beritahu dan
jelaskan setiap per-kembangan penyakit anaknya
5. Dorong penggunaan
sumber spiritual
Anxiety Reduction (5820)
1
Jelaskan semua prosedur termasuk perasaan yang
mungkin dialami selama menjalani prosedur
2
Berikan objek yang dapat membe-rikan rasa aman
3
Berbicara dengan pelan dan tenang
4
Membina hubungan saling percaya
5
Dengarkan
dengan penuh perhatian
6
Ciptakan suasana saling percaya
7
Dorong orang tua mengungkapkan perasaan, persepsi
dan cemas secara verbal
8
Berikan peralatan / aktivitas yang menghibur untuk mengurangi ke-tegangan
9
Anjurkan untuk menggunakan teknik relaksasi
10 Berikan lingkungan
yang tenang
11 Batasi pengunjung
|
8.
|
Kurang pengetahuan klien / orang tua tentang pneu-monia
b.d kurang infor-masi, keterbatasan kognisi, tak familier dengan sumber informasi.
Batasan Karakteristik :
-
Mengungkapkan ma-salah
-
Tidak tepat mengikuti perintah
-
Tingkah laku yang berlebihan (histeris, bermusuhan,
agitasi, apatis)
|
Setelah dilakukan penjelasan selama … X
pertemuan klien / orang tua mengetahui dan memahami tentang penyakit-nya,
dengan kriteria :
Knowledge : Disease Process (1803) :
-
Mengetahui jenis
/ nama penyakitnya
-
Mampu menjelaskan pro-ses penyakit
-
Mampu menjelaskan fak-tor resiko
-
Mampu menjelaskan efek penyakit
-
Mampu menjelaskan tan-da dan gejala penyakit
-
Mampu menjelaskan komplikasi
-
Mampu menjelaskan ba-gaimana mencegah kom-plikasi
Knowledge : Health behaviors (1805)
-
Mampu menjelaskan pola nutrisi yang sehat
-
Mampu menjelaskan akti-fitas yang bermanfaat
-
Mampu menjelaskan efek tembakau / merokok
-
Mampu menjelaskan tek-nik manajemen stress
-
Mampu menjelaskan efek zat kimia
-
Mampu menjelaskan ba-gaimana mengurangi resiko sakit
-
Mampu menjelaskan ba-gaimana menghindari lingkungan
yang berba-haya (factor pencetus)
-
Mampu menjelaskan pe-makaian obat sesuai resep
|
Teaching : Disease
Process (5602)
1. Berikan penilaian
tentang tingkat pengetahuan klien / orang tua tentang proses penyakitnya
2. Jelaskan
patofisiologi pneumonia dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan
fisiologi dengan cara yang sesuai.
3. Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa muncul pada pneumonia (pernafasan cepat, tarikan dinding
dada) dengan cara yang sesuai
4. Gambarkan proses
penyakit pneumonia dengan cara yang sesuai
5. Identifikasi
kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat
6. Bantu klien / orang
tua mengenali factor pencetus serangan sesak nafas
7. Berikan informasi
pada klien / orang tua tentang kondisi penyakit dengan tepat
8. Informasikan kepada
orang tua tentang kemajuan / perkembangan penyakit klien dengan cara yang
sesuai
9. Sediakan informasi
tentang pengu-kuran diagnostic yang
tersedia
10. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses pe-ngontrolan penyakit
11. Diskusikan pilihan
terapi atau pe-nanganan
12. Gambarkan pilihan
rasional reko-mendasi manajemen terapi / pe-nanganan
13. Dukung klien / orang
tua untuk me-ngeksplorasikan atau mendapatkan second opinion dengan cara yang
tepat
14. Eksplorasi
kemungkinan sumber atau dukungan dengan cara yang tepat
15. Instruksikan klien /
orang tua me-ngenai tanda dan gejala untuk me-laporkan pada pemberi perawatan
16. Kuatkan informasi
yang disediakan tim kese-hatan yang lain dengan cara yang tepat
Teaching
Procedur/Treatment (5618)
1. Informasikan kepada
klien dan orang tua kapan prosedur pengobatan akan dilaksa-nakan
2. Informasikan seberapa
lama prosedur pengobatan akan dilakukan
3. Informasikan tentang
peralatan yang akan digunakan dalam pengobatan
4. Informasikan kepada
orang tua siapa yang akan melakukan prosedur pengobatan
5. Jelaskan tujuan dan
alasan dilakukan prosedur pengobatan
6. Anjurkan kepada klien
untuk kooperatif saat dilakukan prosedur pengobatan
7. Jelaskan tentang
perasaan yang mungkin akan dialami selama di-lakukan prosedur pengobatan
|
9.
|
Resiko kekurangan volume cairan
Faktor resiko :
-
Kehilangan melalui rute normal : muntah, diare
-
Sesak napas sehingga sehingga mempenga-ruhi intake
menjadi kurang
-
Peningkatan metabo-lisme
-
Diaporesis
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … X 24 jam klien tidak mengalami kekurangan
cairan, dengan kriteria :
Hidrasi (0602)
Kriteria hasil :
-
Hidrasi kulit adekuat
-
Tekanan darah dalam ba-tas normal
-
Nadi teraba
-
Membran mukosa lembab
-
Turgor kulit normal
-
Berat badan stabil dan dalam batas normal
-
Kelopak mata tidak ce-kung
-
Urin out put normal
-
Tidak demam
-
Tidak asites, edema pe-rifer
-
Tidak ada rasa haus yang sangat
-
Tidak ada napas pendek / kusmaul
Balance Cairan (0601)
Kriteria hasil
-
Tekanan darah normal
-
Nadi perifer teraba
-
Tidak terjadi ortostatik hypotension
-
Intake-output seimbang dalam 24 jam
-
Serum, elektrolit dalam batas normal.
-
Hmt dalam batas normal
-
Tidak ada suara napas tambahan
-
BB stabil
-
Tidak ada asites, edema perifer
-
Tidak ada distensi vena leher
-
Mata tidak cekung
-
Tidak bingung
-
Rasa haus tidak ber-lebihan / rakus
-
Membrane mukosa lem-bab
-
Hidrasi kulit adekuat
|
M Monitor Cairan (4130)
1. Tentukan riwayat
jenis dan ba-nyaknya intake cairan dan kebiasaan eleminasi
2. Tentukan faktor
resiko yang meyebabkan ketidakseimbangan ca-iran (hipertermi diuretic, ke-lainan
ginjal, muntah, poliuri, diare, diapo-resis, terpapar panas, infeksi)
3. Menimbang BB
4. Monitor vital sign
5. Monitor intake dan
output
6. Periksa serum,
elektrolit dan mem-batasi cairan bila
diperlukan
7. Jaga keakuratan catatan
intake dan output
8. Monitor membrane
mukosa, turgor kulit dan rasa haus
9. Monitor warna dan
jumlah urin
10. Monitor distensi
vena leher, krakles di paru, odem perifer dan pe-ningkatan berat badan.
11. Monitor akses
intrvena
12. Monitor tanda dan
gejala asites
13. Catat adanya vertigo
14. Berikan cairan
15. Pertahankan aliran
infus sesuai advis
Manajemen Cairan (4120)
1. Timbang berat badan sesuai
ke-butuhan dan monitor kecenderung-annya.
2. Timbang popok
3. Pertahankan
keakuratan catatan in-take dan output
4. Pasang kateter bila
perlu
5. Monitor status
hidrasi (kelembaban membrane mukosa, denyut nadi, tekanan darah)
6. Monitor vital sign
7. Monitor tanda-tanda
overhidrasi / kelebihan cairan (crackles, edema perifer, distensi vena leher,
asites, edema pulmo)
8. Berikan cairan intra-vena
9. Monitor status
nutrisi
10. Berikan cairan
intravena
11. Berikan intake oral
selama 24 jam
12. Berikan cairan
dengan selang (NGT) atau drip feeding bila
perlu
13. Monitor respon klien
terhadap terapi elektrolit
14. Kolaborasi dokter
jika ada tanda dan gejala kelebihan
cairan
Manajemen Hipovolemia
(4180)
1
Monitor status cairan intake dan output
2
Pertahankan patensi akses intravena
3
Monitor Hb dan Hct
4
Monitor kehilangan cairan (perda-rahan, muntah, diare)
5
Monitor tanda vital
6
Monitor respon klien terhadap pe-rubahan cairan
7
Berikan cairan isotonic / kristaloid (NaCl, RL)
8
Monitor tempat tusukan intravena dari tanda
infiltrasi atau infeksi
9
Monitor IWL (missal : diaporesis)
10 Anjurkan klien untuk
menghindari mengubah posisi dengan
cepat, dari tidur ke duduk atau berdiri
11 Monitor berat badan
12 Monitor tanda
dehirasi ( turgor kulit menurun, pengisian
kapiler lambat, membrane mukosa kering, urin output menurun, hipotensi, rasa
haus meningkat, nadi lemah
13 Dorong intake oral
(distribusikan cairan selama 24 jam
dan beri ca-iran diantara waktu makan)
14 Pertahankan aliran
infus
15 Atur posisi klien
Trendelenburg / kaki elevasi lebih tinggi dari kepala ketika hipotensi bila
perlu
Monitoring Elektrolit (2020)
1
Monitor elektrolit serum
2
Laporkan jika ada ketidakseimbang-an elektrolit
3
Monitor tanda dan gejala ketidak-seimbangan elektrolit
(kejang, kram perut, tremor, mual dan muntah, le-targi, cemas, bingung,
disorientasi, kram otot, nyeri tulang, depresi pernapasan, gangguan irama jantung, penurunan kesadaran : apatis, coma)
Manajemen Elektrolit
(2000)
1
Pertahankan cairan infus yang me-ngandung elektrolit
2
Monitor kehilangan elektrolit lewat suction
nasogastrik, diare, diaporesis
3
Bilas NGT dengan normal salin
4
Berikan diet makanan yang kaya kalium
5
Berikan lingkungan yang aman bagi klien yang
mengalami gangguan neurologis atau neuromuskuler
6
Ajari klien dan keluarga tentang tipe, penyebab, dan
pengobatan keti-dakseimbangan elektrolit
7
Kolaborasi dokter bila tanda dan gejala ketidakseimbangan
elektrolit menetap.
8
Monitor respon klien terhadap terapi elektrolit
9
Monitor efek samping pemberian suplemen elektrolit.
10 Kolaborasi dokter
pemberian obat yang mengandung
elektrolit (al-dakton, kalsium glukonas, Kcl).
11 Berikan suplemen
elektrolit baik lewat oral, NGT, atau infus sesuai advis dokter
|
10.
|
Hipertermi b.d dehidrasi, peningkatan metabolik, proses
infeksi
Batasan karakteristik :
-
Suhu tubuh > normal
-
Kejang
-
Menggigil
-
Iritabel / gragapan
-
Takikardi
-
Respirasi meningkat
-
Diraba hangat / panas
-
Kulit memerah
|
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama … X 24
jam suhu badan klien normal, dengan criteria :
Termoregulasi (0800)
-
Suhu kulit normal
-
Suhu badan 35,9˚C-
37,3˚C
-
Tidak ada sakit kepala
-
Tidak ada nyeri otot
-
Tidak ada perubahan war-na kulit
-
Nadi, respirasi dalam batas normal
-
Hidrasi adequate
-
Klien menyatakan
nya-man
-
Tidak menggigil
-
Tidak iritabel / gragapan / kejang
|
Pengaturan
Panas (3900)
1. Monitor suhu sesuai kebutuhan
2. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
3. Monitor suhu dan
warna kulit
4. Monitor dan laporkan
tanda dan gejala hipertermi
5. Anjurkan intake
cairan dan nutrisi yang adekuat
6. Ajarkan klien bagaimana mencegah panas
yang tinggi
7. Berikan obat
antipiretik
8. Berikan obat untuk mencegah atau mengontrol menggigil
Pengobatan Panas (3740)
1. Monitor suhu sesuai
kebutuhan
2. Monitor IWL
3. Monitor suhu dan
warna kulit
4. Monitor tekanan
darah, nadi dan respirasi
5. Monitor derajat
penurunan kesadaran
6. Monitor kemampuan
aktivitas
7. Monitor leukosit,
hematokrit
8. Monitor intake dan
output
9. Monitor adanya
aritmia jantung
10. Dorong peningkatan
intake cairan
11. Berikan cairan
intravena
12. Tingkatkan sirkulasi
udara dengan kipas angin
13. Dorong atau lakukan
oral hygiene
14. Berikan obat
antipiretik untuk men-cegah pasien menggigil
15. Berikan obat
antibiotik untuk me-ngobati penyebab demam
16. Berikan oksigen bila
perlu
17. Kompres hangat
diselangkangan dan aksila jika suhu kurang dari 39 ˚C
18. Berikan kompres
dingin jika suhu > 39˚C
19. Anjurkan klien untuk
tidak memakai selimut
20. Anjurkan klien memakai
baju ber-bahan dingin, tipis dan menyerap keringat.
Manajemen Lingkungan (6480)
1.
Berikan ruangan sendiri / isolasi bila perlu
2.
Berikan tempat tidur dan kain / linen yang
bersih dan nyaman
3.
Batasi pengunjung
Mengontrol Infeksi (6540)
1. Anjurkan klien untuk
mencuci tangan
2. Gunakan sabun untuk
mencuci ta-ngan
3. Cuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan kegiatan
perawatan
4. Ganti tempat infus
dan bersihkan sesuai dengan SOP
5. Berikan perawatan
kulit di area yang odem
6. Dorong klien untuk
cukup istirahat
7. Lakukan pemasangan
infus dengan teknik aseptik
8. Anjurkan klien minum
antibiotik sesuai advis dokter
|
DAFTAR PUSTAKA
-
Arif
Mansjoer, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI Jakarta, 2000
-
Budi
Santosa, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006, Prima Medika
-
Helen
Lewer, Learning to Care on the Paediatric Ward : terjemahan, EGC Jakarta, 1996
-
Joanne C.
McCloskey, Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby-Year Book, 1996
-
Judith M.
Wilkinson, Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC Intervention and
NOC Outcomes, Upper Saddle River, New Jersey, 2005
-
Joyce
Engel, Pocket Guide to Pediatric Assesment : terjemahan, EGC, 1998
-
Marion
Johnson, Nursing Outcomes Classification (NOC), Mosby-Year Book, 2000
-
Suriadi,
Asuhan Keperawatan pada Anak, CV Agung Seto, Jakarta, 2001
-
Tri
Atmadja DS, Standar Pelayanan Medis
Kesehatan Anak, RSUD Wates, 2001
No comments:
Post a Comment