Happy studying, may be useful ...

Dear readers ...
for completeness this blog, we hope the comments that build ... ok thank you :)

" Health is not everything, but whithout health everything is nothing "

Tuesday, October 9, 2012

PROSES INTERAKSI SOSIAL DALAM KOMUNIKASI



A.    Pengertian
Interaksi social adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Dengan demikian antara individu yang berinteraksi senantiasa merupakan hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi secara timbal balik pula. (menurut H. Bonner dalam bukunya yang berjudul psikologi social)
Factor yang mendasri interaksi social :
1.    faktor imitasi
2.    factor sugesti
3.    factor identifikasi
4.    factor simpati

Factor imitasi
Pada mulanya seluruh kehidupan kehidupan berawal dari proses imitasi, misalnya saja kita amati bagaimana seorang anak belajar berbicara, mula-mula ia seakan akan mengimitasi dirinya sendiri, ia mengulang-ulang bunyi kata seperti : ba-ba atau la-la-la yang bertujuan untuk melatih fungís lidah dan mulutnya untuk berbicara. Kemudian ia mengimitasi orang lain, biasanya dari orang yang terdekat lebih dulu yaitu ibunya, untuk mulai mengucapkan kata-kata atau kalimat yang ia dengar dan ia mulai mengartikan kata-kata dan mengimitasi penggunaanya dariorang lain. Sebelum seorang mengimitasi statu hal terlebih dahulu haruslah terpenuhi beberapa syarat yaitu :
•    minat dan perhatian yang cukup besar akan hal tersebut.
•    Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang di imitasi
•    Dapat juga orang-orang mengimitasi suatu pandangan atau tingkah laku karena hal itu mempunyai penghargaan sosial yang tinggi
 
Jadi seorang mungkin mengimitasi sesuatu karena ingin memperoleh penghargaan sosial di dalam lingkungannya. Jadi sebenarnya imitasi merupakan suatu segi dari proses interaksi social yang menerangkan mengapa dan bagaimana dapat terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku.
Faktor Sugesti
    Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi social hampir sama, bedanya ialah bahwa dalam imitasi seorang mengikuti sesuatu di luar dirinya, sedangkan pada sugesti adalah di mana seorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya lalu diterima oleh orang lain.
Rumusan sugesti dalam ilmu jiwa social adalah : Proses di mana seorang individu menerima suatu cara pengliatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orng lain tanpa kritik terlebih dahulu.
Persyaratan yang memudahkan sugesti tejadi pada seseoarng yaitu :
•    Sugesti karena hambatan berpikir :
Hal ini sering terjadi pada orang yang telah lebih berpikir atau pada orang yang sedang mengalami rangsangan-rangsangan emosional, sehingga proses sugesti yang terjadi pada orang tersebut secara langsung menerima tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu segala pengaruh atau pandangan-pandangan dari orang lain.

•    Sugestu karena pikiran terpecah-pecah (disosiasi)
Sugesti mudah terjadi juga pada orang orang yang sedang mengalami pemikiran yang terpecah-pecah. Hal ini dapat terjadi misalnya pada seorang yang mengalami kebingungan karena dihadapkan pada kesulitan hidup yang terlalu kompleks, sehingga ia lebih mudah terkena sugesti orang lain yang mengetahui jal keluarnya dari kesulitan-kesulitan yang ia hadapi tersebut.
•    Sugesti karena otoritas atau prestise
Proses sugasti cenderung terjadi pada orang-orang yang sikapnya menerima pandangan-pandangan tertentu dari seseorang yang memiliki keahlian tertentu, sehingga dianggap otoritas dalam keahlian tersebut atau dari seseoarang yang mempunyai prestise sosial yang tinggi.
•    Sugesti karena mayoritas
Dalam hal ini orang kerap kali cenderung akan menerima suatu pandangan atau ucapan bila ucapan itu disokong oleh mayoritas, oleh sebagian besar dari golongan, kelompok atau masyarakat. Mereka cenderung untuk menerima pandangan itu untuk pertimbangan itu untuk pertimbangan lebih lanjut, karena kalu  kelompok sudah berpendapat demikian, ia pun rela ikut berpendapat demikian pula.
•    Sugesti karena well to believe :
Yang terjadi pada sugesti ini adalah diterimanya suatu sikap, pandangan karena sikap atas pandangan itu sebenarnya sudah terdapat padanya, tetapi dalam keadaan trpendam. Dalam hal ini isi dari sugesti akan diterima tanpa pertimbangan lebih lanjut karena pada orang yang bersangkutan sudah terdapat suatu kesedihan. Untuk lebih sadar dan yakin akan hal-hal yag sebenarnya sudah terdapat adanya

    FAKTOR IDENTIFIKASI
Identifikasi adalah sebuah istilah dari psikologi Sigmund freud, dimana menjelaskan bahwa cara-cara seorang anak belajar norma social dari orang tuanya, hal tersebut mulai pada umur lebih kurang 5 tahun anak mulai menyadari bahwa dalam kehidupa itu ada norma-norma dan peraturan yang harus dipenuhi dan yang harus ia pelajari.pertama-tama ia mempelajari karena mendapat didikan dan arahn dari orang tuanya, biasanya anak lelaki terhadap ayahnya dan anak perempuan kepada ibunya. Identifikasi itu berarti kecenderungan atau keinginan dalam diri anak untuk menjadi seperti kedua orang tuanya.

    PROSES TERJADINYA IDENTIFIKASI
•    Berlangsung secara tak sadar (dengan sendirinya)
•    Secara irracional, berdasarkan perasaan-perasaan
•    Berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi sistem norma dan cita-cita

setelah masa pubertas paling banyak melakukan identifikasi dengan orang lain dari pada dengan orang tuanya, mulai melepaskan identifikasinya dengan orang tua dan mencapai norma kehidupan sendiri. Tetapi pada waktu manusia dewasa tiap kali akan mengidentifikasikannya dengan anak-anak (orang yang lebih muda) sehingga terjadi statu kondisi yang timbal balik, yang merupakan ciri khas dalam interaksi social.
    Di sini jelas bahwa interaksi hubungan social yang berlangsung pada identifikasi itu lebih mendalam dari pada hubungan yang berlangsung melaui proses-proses sugesti maupun imitasi.

FAKTOR SIMPATI
    Simpati dapat dirumuskan sebagai perasaan tertariknya seseorang terhadap orang lain yang timbal atas dasar penilaian perasaan. Perasaan simpati cukup nyata dalam hubungan persahabatan antara dua orang atau lebih.
    Gejala identifikasi dan simpati itu sebenarnya sudah pendekatan tetapi hasil dari simpati akan berwujud statu verja sama, dimana seorang akan beruaha lebih mengerti orang lain, sehingga ia dapat merasa berusaha terlihat lebih jauh dalam hal bertingkah lakunya. Sedangkan dalam hal idebtifikasi terhadap statu hubungan dimana seorang menghormati dan menjunjung tinggi orang lain dan ingin belajar darinya karena orang tersebut dianggap sebagai orang yang ideal bagi dirinya.
    Jadi pada simpati dorongan utama adalah ingin mengerti dan ingin kerja sama dengan orang lain, sedangkan pada identifikasi dorongan utamanya adalah ingin mengikuti, meniru jejak orang lain yang dianggap ideal bagi dirinya.

B.    JENIS-JENIS SITUASI SOSIAL
Situasi social adalah situasi dimana terdapat saling hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain di setiap situasi social dimana terjadi interaksi social disebut situasi social.
Menurut seorang ahli bernama M. Sheriff, situasi social itu dapat dibagi menjadi 2 golongan utama, yaitu :

1.    SITUASI KEBERSAMAAN
Pada situasi ini individu yang turut serta didalamnya belum mempunyaisaling hubungan yang teratur seperti yang terdapat dalam situasi kelompok social. Situasi kebersamaan itu merupakan situasi dimana berkumpul sejumlah orang yang sebelumnya tidak saling mengenal, yang secara kebetulan mereka ada dalam satu tempat dan mempunyai kepentingan yang sama.
Contoh : orang-orang yang berada di pasar merupakan situasi social dengan sebutan kebersamaan tetapi bukan situasi kelompok social karena kumpulan orang di pasar itu bukan semata-mata untuk mengadakan interaksi social antara yang satu dengan yang lain melainkan karena statu kepentingan bersama yaitu berbelanja. 
2.    SITUASI KELOMPOK SOSIAL
Merupakan situasi di dalam kelompok orang-orang mengadakan situasi tertentu, disini anggotanya sudah mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan telah terjadi hubungan sebelumnya. Selain hubungan pribadi antara orang-orang dalam situasi kelompok terdapat juga hubungan struktural dan hirarki yaitu antara orang-orang yang menjadi pemimpin, staf serta anggota biasa. Hubungan tersebut berdasarkan pembagian tugas anggotanya, dengan tujuan untuk mencapai kepentingan bersama.
Contoh : organisasi yang ada dalam kelas, ketua kelas, komisaris dan anggota lainnya yang mempunyai tugas-tugas dan tujuan tertentu secara bersama dalam menunjang keberhasilan relajar.

C.    FAKTOR YANG MENENTUKAN BERLANGSUNGNYA INTERAKSI SOSIAL
Salah satu cara seorang melakukan interaksi sosial yaitu dengan menggunakan komunikasi antar individu atau komunikasi interpersonal. Agar interaksi sosial berjalan baik salah satunya dapat ditunjang dengan menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik.
Adapun faktor-faktor untuk menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik adalah sebagai berikut :
1.    ADANYA RASA PERCAYA
Faktor percaya merupakan hal yang penting pengaruhnya terhadap komunikasi interpersonal. Bila saya percata pada anda, bila perilaku anda dapat saya duga, bila saya yakin anda tidak akan menghianati atau merugikan saya, maka saya akan lebih banyak membuka diri saya lepada anda. Sejak tahap yang pertama dalam hubungan interpersonal (tahap perkenalan), sampai pada tahap kedua (tahap peneguhan) yakni percata. Secara ilmiah “percaya” didefinisikan sebagai :
    “mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko.” (eiffin, 1967; 224-234)



    Definisi di atas menyebutkan 3 unsur percaya :
1.    ada situasi yang menimbulakan resiko
bila orang memberi kepercayaan kepada seseorang, ia akan menghadapi resiko, resiko itu dapat berupa kerugian yang anda alami. Bila tidak ada resiko, percaya tidak diperlukan.
2.    orang yang menaruh kepercayaan lepada orang lain berarti menyadari bahwa akibat-akibatnya tergantung pada perilaku orang lain.
3.    orang yang yakin bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik pada dirinya.

Untungnya kita percaya kepada orang lain :
a.    rasa percaya ”meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang untuk pencapaian tujuan”.
b.    Hilangnya kepercayaan kepada orang lain akan menghambat interpersonal yang akrab.

Bila anda merasa kawan anda idak jujur dan tidak terbuka maka andapun akan memberikan respon yang sama. Akibatnya hubungan anda akan berlangsung dangkal.
Beberapa faktor yang dapat menumbuhkan rasa percaya :
a.    Menerima, adalah kmampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan berusaha mengendalikan. Sikap meneria tidaklah semudah apa yang dikatakan. Kita cenderung menilai dan sukar menerima. Akibatnya hubungan interpersonal kita tidak berlangsung seperti yang kita harapkan. Sikap menerima, kita akan mengkritik, mengancam atau menilai. Sikap seperti ini akan menghancurkan percaya. Sikap menerima menggerakkan sikap percaya, karena orang mengetahui kita tidak akan merugikan mereka.
b.    Empati adalah faktor kedua yang menumbuhkan sikap percaya diri orang lain. Empati dianggap sebagai memahami orang lain yang lain tidak mempunyai arti emosional. Kebanyakan orang menganggap bahwa empati sama dengan simpati, padahal pengertian simpati adalah seseorang menempatkan diri kita secara imajinatif pada posisi orang lain.
Contoh : bila saya melihat anda menangis karena kehilangan kekasih anda, saya coba membayangkan perasaan saya bila saya juga kehilangan kekasih. Sedangkan dalam empati, kita tidak menempatkan diri kita pada posisi orang lain, kita ikut secara emosional dan intelektual dalam pengalaman orang lain. Berempati berarti membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain. Dan empati kita berusaha melihat seperti orang lain melihat, merasakan seperti orang lain merasakannya.
c.    kejujuran, adalah faktor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya. Dalam mengadakan interaksi sosial, agar komunikasi kita dianggap sebenarnya jujur mengungkapkan diri kita pada orang lain. Kita harus menghindari untuk melakukan penopangan. Dengan kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat diduga  (predictable). Ini mendorong orang lain untuk percaya pada kita. Di sini mempunyai ”moto” yakni ”terus teranglah agar terang terus”.

2. Sikap Sportif
Adalah sikap yang mengurangi sikap melindungi diri (defensif) dalam komunikasi yang terjadi dalam interaksi sosial. Orang bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur dan tidak empati. Sudah jelas dengan sikap defensif komunikasi interpersonal akan gagal, karena orang defensif akan lebeih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapi dalam situasi komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain. Seorang ahli yang bernama Jack R.Gibb mengemukakan 6 perilaku yang menimbulk, an perilaku supertif.
Hasi penelitian Jack R. Gibb bahwa : makin sering orang menggunakan perilaku defensif, makin besar kemungkinan komunikasi menjadi defensif. Sebaliknya, komuikasi defensif berkurang dalam iklim suportif. Marilah kita lihat secara singkat perilaku yang menimbulkan iklim defensif dan defensif diperlihtkan pada daftar di atas.
        Perilaku defensif dan suportif dari Jack Gibb
Iklim Defensif    Iklim Suportif
Evaliasi    Deskripsi
Kontrol    Orientasi masalah
Strategi     spontanitas
Netralitas    Empati
Superioritas    Persamaan
Kepastian    provisionalisme

    Keterangan :
EVALUASI DAN DESKRIPSI
•    Evaluasi artinya penilaian terhadap orang lain, memuji atau mengecam. Dalam mengevaluasi kita mempersoalkan ilai dan motif orang lain. Bila kita menyebutkan kelemahan orang lain, mengungkapkan betapa jelek perilakunya, meruntuhkan harga dirinya kita akan melahirkan sikap defensif.
•    Deskripsi artinya penyampain perasaan dan persepsi  anda tanpa menilai. Deskripsi dapat terjadi ketika kita mengevaluasi gagasan orang lain, tetapi orang”merasa” bahwa kita menghargai diri mereka (menerima mereka sebagai inividu yang patut dihargai).

KONTROL DAN EVALUASI MASALAH
•    Perilaku kontrol artinya berusaha untuk mengubah orang lain, mengendalikan perilakunya, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya. Melakukan kontrol juga berarti mengevaluasi orang lain sebagai orang yang tidak baik sehingga perlu diubah. Setiap orag tidak ingin didominasikan orang lain. Kita ingin menentukan perilaku yang kita senangi. Karena itu kontrol orang lain kan kita tolak.
•    Orientasi masalah, sebaliknya adalah mengkomunikasikan keinginan untuk bekerja sama mencari pemecahan masalah. Dalam orietasi masalah anda tidk mendiktekan pemecahan. Anda mengajak orang lain bersama-sama untuk menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana mecapainya.
STRATEGI DAN SPONTAITAS
•    Strategi adalah penggunaan tipuan-tipuan atau manipulasi utuk mempengaruhi orang lain. Anda menggunakan strategi bila menduga anda mempunyai motif-motif tersembunyi anda berkomunikasi dengan udang dibalik batu
•    Sponyanitas artinya sikap jujur dan dianggap tidak menyeimuti motif yang terpendam. Bila orang tahu kita melakukan strategi ia akan menjadi defensif.
NETRALITAS DAN EMPATI
•    Netralitas berarti sikap impersonal yaitu memperlakukan orang lain tidak sebgai persina, melainkan sebagai obyek. Bersikap netral bukan berarti oyektif,melainkan menunujukkan sikap tak acuh, tidak menghiraukan perasaan dan pengalaman orang lain. Lawan netralitas adalah empati (telah diuraikan di muka). Tanpa empati orang seakan-akan mesin yang hampa perasaan dan tanpa perhatian.
SUPERIORITAS DAN PERSAMAAN
•    Superioritas artinya menunjukkan seseorang ebih tinggi atau lebih baik dari pada orang lain, karena status, kekuasaan, kemampuan, intelektual, kekayaan atau kcantikan. Superioritas akan menghasilka sikap defensif.
•    Persamaan adalah sikap memperlsuksn orsng lain secara horisontal dan demokratis. Dalam sikap persamaan anda tidak mempertegas perbdaan. Dengan persamaan anda mengkomunikasikan penghargaan dan rasa hormat pada perbedaan pandangan dan keyakinan.
KEPASTIAN DAN PROVISIONALISME
•    Oragyag memiliki kepastian besifat dogmatis, ingin menang sendiri dan melihat pendapatnya sebagai kebenaran mutlak yang tidak dapat diganggu gugat. Provisionalisme adalah kesediaan untuk meninjau kembali pendapat orang lain hingga menggap bahwa kita sebagai manusia tidak aa yang sempurna, karena wajar juga kalu suatu saat pendapat da keyakinannya bisa berubah.
3. SIKAP TERBUKA
Sikap terbuka (open mindedness) amat besar pengarruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Untuk memahami orang yang mempunyai sikap terbuka harus mengidentifikasi dahulu orang yang mempunyai sikap tertutup (dogmatis)

Pebedaan karakteristik orang yangterbuka dan orang tertutup
Sikap Terbuka    Sikap Tertutup
Menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan keajegan logika    Menilai pesn berdasarkan motif-motif
Membedakan dengan mudah melihat suasana    Berfikir simplis (berfikir hitam putih)tanpa nuansa
Berorientasi pada isi perasaan    Bersandar lebih banyak pada sumber pesan dari pada isi pesan
Mencari informasi dari berbagai sumber    mencari informasi tentang kepercayaan orang dari sumbernya sendiri bukan kepercayaan orang lain
Lebih bersifat profisionalisme dan bersedia mengubah kepercayaannya    Secara kaku mempertahankan dan memegang teguh sistem kepercayaannya
Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya    Menolak, mengabaikan, menolak pesan yang tidak konsisten dengan sistem kepercayaan

Sekarang kita melihat contoh-contoh yang lebih jelas dari karakteristik orang dogmatis atau bedikap tertutup.
MENILAI PESAN BERDASARKAN MOTIF PRIBADINYA
•    Orang dogmatis tidak akan memperlihatkan logika, ia lebih banyak mlihat sejauh mana logika itu sesuai dengan dirinya. Argumentasi yang objektif, logis, cukup but akanditolak mentah-mentah. Setiap pesan akan dievaluasi bedsarkan dari desakan individu. Orang dogmatis sukar menyesuaikan dirinya dengan perubahan lingkungan.

BERFIKIR SIMPLITIS
Bagi orang dogmatis, dunia inih anya hitam putih,tidak ada kelabu. Ia tidak sanggup membedakan yang setenah benar setengah salah. Bagnya kalau tidak salah,ya benar, dan tidak mungkin ada bentuk antara.
BERORIENTASI PADA SUMBER
•    Bagi orang dogmatis yang palig penting iaah siapa yang berbiara dan bua apa yang dibicarakan. Ia terikat sekali pada otoritas yang mutlak. Ia tunduk pada otoritas, karena seperti uumnya orang-orang dogatis cenderung lebih cemas dan mempunyai rasa tidak aman yang tinggi.

BERORIENTASI PADA MENCARI INFFORMASI DARI SUMBER SENDIRI
•    Orang dogmatis hanya mempercayai sumber-sumber informasi mereka sendiri. Mereka tidak akan meneliti tentang orang lain dari sumber lain.
SECARA KAKU MEMPERTAHANKA DAN MEMBELA SISITEM KEPERCAYAAN
•    Berbedadengan orang terbuka yang meneria kepercayaan yang profesional, orang dogmatis menerima kepercayaan secara mutlak. Ia akan mempertahankan setiap jengkal dari wilayah kepercayaannya dari titik darah penghabisan.
TIDAK MAMPU MEMBIARKAN INKOSISTENSI
•    Orang dogatis tidak tahan hidup dalam suasana inkosistensi. Ia menghindari kontradiksi atau benturan. Informasi yang tidak konsisten dengandesaan dari dalam dirinya akan ditolak atau dihiraukan sama sekali.

D. INTERAKSI PERAWAT DAN KLIEN
Menjalin hubungan yang baik (berinteraksi) antara perawat dan klien mutlak diperlukan dalam upaya memperlancar pelaksanaan tugas baik di ruma sakit, puskesmas maupun pada saat kunjungan rumah. Dalam pelaksanaan perawat diruangan proses hubungan interaksi yang baik antara perawat dan klien diharapkan menyenagkan antara kedua pihak, baik perawat maupun klien/keluarga/ masyarakat. Di mana perawat dapat mengendalikan perasaan, konflik dan frustasi untuk menghilangkan rasa curiga dari kliennya, seingga klien merasa diterima dengan kejujuran, pengertian serta saling mempercayai.
Sehingga dengan terjadinya proses interaksi yang baik antara perawat dengan klien, perawat dapat melaksanaan perawatan denga sebaik-baiknya guna memenuhi kebutuhan klien. Adapun tujuan menjalin hubungan yang baik ini untuk :
1.    Memenuhi kebutuhan klien
a.    Misalnya : klien minta pot/ urinal dan lain-lain.
2.    Membantu klien dalam pengalaman kehidupan sehari-hari
a.    Misalnya : ada klien yang mau dioperasi esok hari. Sore jam 15.00 keluarganya tak satupun yang datang, kemudian klien minta tolong pada perawat untuk menghubungi orang rumah.
3.     Mencari tahu latar belakang klien, dirawat di ruma sakit.
a.    Misalnya : ada klien masuk rumah sakit keadaan tubuhnya kurus. Dokter dan perawat belum menemukan diagnosis penyakit dan diagnosis perawatan, hingga beberapa hari di rumah sakit masih dalam observasi, artinya dalam peyelidikan penyakitnya. Setelah diadakan interaksi antara perawat dan klien mulai ada keterbukaan. Ternyata klien mempunyai rencana dan gagal untuk dilaksanakan atau telah dilaksanakan tetapi tidak berhasil, sementara rekan atau tetangganya telah sukses/ berhasil.

Teknik Menjalin Hubungan Dengan Klien
1.    Membantu klien agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan keadaan sekelilingnya.
•    Kebaikan hubungan ini tergantung perawat sendiri, perawat harus dapat mengobservasi artinya mengamati keadaan klien sampai dimana pendapat klien terhadap hubungan baik ini. Perawat harus dapat mengevaluasi/ meniai serta merespons reaksi dan juga harus tanggap. Kemampuan perawat terhadap hubungan ini tergantung dari pengetahuan, pengertian serta ketrampilan dalam menjalin hubungan dengan klien. Hubungan ini lebih efektif lagi bila perawat melibatkan dirinya dengan klien dengan menggunakan metode berkomunikasi sebagai alat utuk membantu klien.
•    perawat harus dapat pula mengendalikan perasaan, konflik-konflik yang mungkin terjadi dalam rangka mengatasi kegelisahan, ketakutan dan perasaan-perasaan yang timbul pada klien.
2.    Begitu pula perawat harus dapat mengenal keunggulan dan kelemahan klien dalam menjalin interaksi ini.
•    Bila kita sudah bicara supaya perawat seolah-olah menyanjung apa yang terkandung di dalam hati klien nanti niscaya akan dikeluarkan semua.
•    Menanyakan kepada klien, kenapa tidak mau menyentuh makananya, apa ada yang sedang dipikirkannya. Mugkin pula ada suatu masalah sehingga klien tidak mau makan dan sebagainya.
3.    Sebagai konsultan, perawat harus dapat mengukur dirinya sendiri dan tanggap terhadap keluhan-keluhan klien dan mengambil tindakan seperlunya.
Tahapan Dalam Menjalin Hubungan Timbal Balik
a.    Tahap pre interaksi
b.    Tahap orientasi
c.    Tahap bekerja
d.    Tahap akhir/ terminal

TAHAP INTERAKSI
    Sebelum perawat bertemu atau berkenalan dengan klien dalam menjali hubungan timbal balik, perawat mulai mengumpulkan informasi data dari klien melalui catatan medis dan catatan perawat sebagai dasar untuk menentukan langkah selanjutnya. Begitu pula perawat harus mempunyai rasa empati, artinya perawat melibatkan diri atau mampu menempatkan diri pada situasi klien.
Misalnya ada ttetangga perawat masuk ruma sakit akibat kecelakaan lalu lintas, klien tidak sadar, sdangkan keluarganya belum ada yang tahu. Lalu perawat memberi kabar keluarga klien dengan rasa terharu, bahwa salah satu kleluarganya sekarangdi rumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas.  
Dari contoh tersebut  perawat telah mempunyai rasa empati. Dan tingkatan-tingkatan empati itu sendiri ada 4 (empat) tingkatan :
1.    Identifikasi : di mana perawat harus memahami situasi dan peasaan klien. Misalnya : ada seorang ibu menangis tersedu-sedu akibat anaknya yang pa;ing disayangi meninggal dunia. Bagaimana perasaan ibu yang ditinggal anaknya yang disayangi itu merupakan identifikasi.
2.    Penggabungan : pengalaman orang lain dimasukkan sebagai input perawat supaya mereka mengerti.
3.    Pembalikan : perawat mengalami interaksi diantara perasaan-perasaannya sendiri didasarkan atas pengalaman-pengalaman yang lampau. Misalnya : tempat tidur yang dipakai klien meninggal dunia itu adalah bekas tempat tidur yang dipakai bapak 1 tahun yang lalu juga meninggal dunia.
4.    Pemisahan : perawat kembali pada identitas dirinya. Misalnya : ada ibu menangis akibat anaknya meninggal dunia. Disini perawat tidak boleh ikut menangis, tetapi perawat membantu.

TAHAP ORIENTASI
Dalam tahap ini mulai perkenalan antara perawat dengan klien, saling mengutarakan identitas (perawat cukup menyebutkan namanya), nama klien, agama, pekerjaan, alamat dan lain-lain. Dan perawat mulai mencatat informasi dari klien latar belakang timbulnya stres. Untuk mencapai agar tujuan ini berhasil, perlu dibicarakan antara perawat dan klien hingga ada persesusaian pendapat. Pada masa ini dapat juga klien merasa cemas, takut, oleh karena itu perawat perlu berusaha lebih intim supaya proses ini dapat berhasil.
Misalnya : ada klien baru datang dengan suhu badan
Kemudian dalam anamnese ini (tahap orientasi) kesempatan untuk berunding memerlukan lokasi/ tempat tersendiri. Aa-apa yang akan dibicarakan dan lamanya pertemuan, tidak terlalu lama tetapi sesuai dengan kebutuhan dan sura tidak keras tapi perlahan, supaya orang lain tidak mendengar.
Misalnya : ada klien dengan diagnosis kencing manis (diabetes millitus). Pwnjwlasan yang dapat diberikan perawat kepada klien antara lain :
•    Bagaimana cara pemeriksaan kencing/ urine
•    Bagaimana cara diet/ makan
•    Tubuh jangan sampai luka dan lain-lain
Maksud perawat memberikan penjelasan tersebut supaya klien bisa pulang dari rumah sakit dan dapat merawat dirinya sendiri.

    TAHAPAN KERJA ATAU PEMELIHARAAN
Dalam tahap ini hubungan perawat degan klien mungkin terasa menyenangkan, karena mendapat kemajuan-kemajuan, mereka saling mengetahui kemampuan masing-masing, walaupun demikian mungkin juga mengalami ketegangan, antara lain emosi, frustasi, takut dan sebagainya.
Misalnya : ada klien ganteng, siswa perawat putri sedang membereskan tempat tidur sendirian dan hanya berdua dengan klien. Klien tadi sebetulny ada rasa tertarik dengan siswa perawat tersebut. Dan perawat yang lain mengetahui bahwa klien tadi menaruh hati/ mencintinya. Kelanjutannya siswa perawat putri  dimarahi oleh seniornya. Latar belakang sebetulnya mereka tertarik antara satu dengan yang lain.
Sebetulnya perawat dengan klien harus dapat bekrja sama dalam memecahkan maslah yang dihadapi klien. Bila tidak demikian perilaku klien akan kembali seperti semula. Perawat harus dapt mengendalikan emosinya, dapat mengkoreksi diri sendiri akan fungsi dan tugas yang diembannya. Dan yang lebih penting adalah pernyataan terbuka kepada klien yang mengetahui perubahan tingkah laku.
Pada tahap ini betul-betul kedua belah pihak mentaati, masing-masing pihak akan mencoba mengubah perilaku. misalnya tidak hadirnya slah seorang  dari pertemuan yang telah direncanakan, dalam hal ini akan kehilangan kepercayaan pihak lain. Karena dasar hubungan baik ini. Perasan-perasaan yang bersifat emosional biasanya timbul pada hubungan baik ini, pertolongan perawat yang mencakup dalam mengatasi kemarahan klien yaitu bertugas mencari latar belakang mengapa  klien timbul perubahan tingkah laku demikian.
Misalnya : seorang klien didiagnosis menderita kanker ganas. Marah-marah kepada perawat, lalu perawat membalas marah bahkan membentak kepada klien, hal demikain adalah tindakan tidak benar. Karena tindakan perawat demikan bukan hanya menyimpang dari etika perawat tetapi juga menyalahi dan keluar dari fungsi dan tugasnya semula yang bergerak pada posisi kemanusiaan.
Contoh lain : ada klien narapidana dengan diagnosis fracture femur duplex. Perawat merapikan tempat tidur mungkin kurang menghargai klien. Ternyata klien marah dan membentak perawat. Menghadapi situasi demikian seharusnya perawat mengkoreksi diri.

TAHAP TERMINAL AAU TAHAP AKHIR
Bila perawat dengan klien sudah akrab dan saling mempercayai satu sama lain dengan terang-terangan, akhir dari pertemuan ini akan mencapai kepuasan, artinya perawat puas karena berhasil dalam merawatnya, dan klien puas karena sembuh. Bisa juga kemarahan yang mungkin mengakhiri pertemuan hubungan ini, karena perawat kurang tanggap terhadap respon dari klien sehingga akhir jalinan hubungan ini klien marah kepada perawat yang dipandang sebagai sok mencampuri urusan pribadi. Kemarahan perawat akan dialihkan kepada keadaan lingkungan sedangkan kemarahan klien akan diarahkan kepada siapa saja yang merawat. Dan ada juga klien akan pulang membelikan oleh-oleh untuk diberikan kepada perawat. Perawat harus hati-hati dalam hal ini. Sebaiknya kedua belah pihak supaya dapat menentukan  sikap yang terbaik.

Faktor-faktor Penunjang Dalam Interaksi antara Perawat dengan Klien
a.    adanya pengertian klien tentang perawatan. Dalam hal ini dikaitkan dengan fungsi dan tugas perawat.
•    Fungsi Perawat
Melaksanakan perawatan pada klien dengan masalah sakit akut, kronis dan pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat.
•    Tugas Perawat
1.    membantu kllien mengatasi masalah sakit akut
2.    membantu kllien dalam mengatasi masalah sakit kronis
3.    memberikan pertolongan pertama kepada klien dalam keadaan gawat darurat.
•    Selain tersebut diatas perawat juga sebagai :
1.    pelaksana perawatan, perawat mempu menaggulangi masalah-masalah klien
2.    pendidik, perawat harus dapat berperan mendidik klien
3.    administrator, perawat harus dapat mengatur dalam timnya, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dalam pekerjaannya
4.    inovator, perawat sebagai pembaharu kreativitas (mempunyai daya cipta), inisiatif dan cepat tanggap terhadap lingkungan berdasarkan kebutuhan.
5.    sebagai anggota masyarakat, yang tinggal dan hidup di tengah-tengah masyarakat, ia wajib mengikuti norma-norma masyarakat sehingga dalam kehidupan sehari-hari dalam menunaikan tugasnya menjadi contoh yang baik.

b.    adanya tenaga perawatan dalam masyarakat, yaitu dengan tenaga CHN (comunity health nursing)
•    Tugas Perawat Kesehatan di Puskesmas
1.    mengenal kebutuhan kesehatan masyarakat memberi motivasi, untuk ikut menanggulangi masalah yang ada di masyarakat.
2.    memberi penyuluhan kesehatan dan pengembangan masyarakat mengintegrasikan ke dalam berbagai kegiatan.
a.    Diskusi kelompok tentang persalinan, perawatan bayi baru lahir, gizi dan lain-lain
b.    Pemeriksaan kesehatan anak. Kunjungan rumah : penyuluhan dan nasihat individu, keluarga, masyarakat. Peningkatan gizi : penyuluhan gizi kepada ibu-ibu serta domonstrasi cara memasaknya.
c.    Latihan tenaga sukarela dan dukun terlatih.
3.    Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluwarga Berencana (KB) :perawatan Ibu hamil, meliputi :
a.    Mengirim kasus persalinan yang mengalami kelainan/ kesulitan
b.    Diskusi kelompok perawatan ibu hamil
c.    Pemeriksaan catatan harian tentang pemeriksaan ibu hamil
4.    Perawatan anak :
a.    Mencatat semua bayi baru lahir di daeah kerjanya
b.    Memeriksa bayi dan anak di KIA
c.    Immunisasi dasar dan ulangan
d.    Mengobati penyakit ringan
e.    mengenal gejala-gejala dari melnutrition serta penanggulanganya
f.    memberikan makanan tambahan
5.    Pelayanan persalinan
6.    pengobatan penyakit menular
7.    kunjungan rumah dan pembinaan keluarga
8.    catatan dan administrasi di daerah kerja

c.    Peranan perawat ebagai konsultan
Di masyarakat sering timbul masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Masyarakat belum mampu mengatasi masalah tersebut sehingga peran perawat penting yaitu sebagai penasihat kesehatan.


Faktor-faktor Penghambat Interaksi antara Perawat dengan Klien
a.    Tingkah laku Perawat
•    Di rumah sakit pemerintah maupun swasta, perawat memegang peran penting; tingkah laku; gerak gerik perawat selalu dinilai masyarakat. Bahkan sering juga surat kabar memuat berita-berita tentang perawat rumah sakit.....bertindak yang tidak sebenarnya. Dipandang oleh klien perawat judes, jahat dan sebagainya.
Cotoh : seorang perawat memasang infus atau memberikan suntikan kepada klien, lantas perawat tersebut meminta uang kepada keluarga klien dengan berbagai alasan padahal obat maupun cairan infus tersebut sudah dibayar oleh klien maupun apotik. Kejadian yang demikian ini sebenarnya tidak boleh terjadi.
b.     Perawat yang Berorientasi Rumah Sakit
•    Pelaksaan perawatan difokuskan pada penyakit yang diderita oleh klien semata, sedangkan psikososial kurang mendapat perhatian, tujuan pelaksanaan perawatan yang sebenarnya yaitu manusia seutuhnya yang meliputi bio, psiko dan sosial.
•    Bio : kebutuhan dasar, makan minum, oksigen dan perkembangan keturunan.
•    Psioko : jiwa, perawat supaya turut memantu memecahkan masalah yang ada hubungannya dengan jiwa.
•    Sosial : perawat juga mengetahui kebiasaan-kebiasaan, adat-istiadat dari klien didalam masyarakat
c.    perawat kurang tanggap terhadap kebutuhan, keluhan-keluhan, serta kurang memperhatikan apa yang dirasakan oleh klien sehingga menghambat hubungan baik.

Penjelasan Perawat – Klien Baru Datang
Yang perlu dijelaskan oleh perawat kepada klien yang baru datang adalah meliputi :
1.    peraturan-peraturan rumah sakit
2.    peraturan jam berkunjung
3.    peraturan makan sehari 3 kali
4.    makan yang perlu dimakan (dietnya)atau bila ada keluarga yang membaea makanan sendiri
5.    bel di meja bila keperluan memanggil perawat
6.    jam berkunjung dokter
7.    bagi klien yang bisa jalan, perlu diberi tahu tempat kamar mandi, wc dan sebagainya
8.    waktu jam mandi
9.    memperkenalkan teman klien sekamar(klien di bed sebelahnya)

E.    KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN
Dapat dikatakan bahwa kepemimpinan itu terdapat di mana-mana dan beraneka macam keadaan atau situasi. Mulai dari unsur pemerintahan di tingkat nasional sampai pemerintahan tingkat desa. Kemudian dalam organisasi-organisasi ibu-ibu dharma wanita di berbagai departemen sampai ibu-ibu PKK di daerah-daerah. Begitu pula di antara staf pelaksana perawatan di rumah sakit maupun staf pelaksana perawatan yang ada di Puskesmas.
Kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang dinamis, yang memacu, mengkoordinir, serta mengintregasikan kegiatan-kegiatan yang ada, sehingga dapat bergerak ke arah tujuan akhir (goal) yang telah ditentukan. Dalam kepemimpinan terjadi pengaruh timbal balik antar kepribadian antar suatu keadaan tertentu dan melalui proses komunikasi seorang pemimpin dapat mempengaruhi perilaku orang lain atau mereka yang dipimpinnya.
Kepemimpinan sering kali memang diartikan pula sebagai suatu proses dalam hal mempengaruhi orang lain. Hubungan yang dalam yang mencakup proses kepemimpinan merupakan elemen penting atau paling menentukan dalam konsep kepemimpinan. Beberapa ciri kepemimpinan antara lain :
•    Keberanian
•    Kharisma
•    Peka terhadap perasaan orang lain
•    Kejelasan berbicara (artikulasi) serta mempunyai rasa humor

No comments:

Post a Comment