Happy studying, may be useful ...

Dear readers ...
for completeness this blog, we hope the comments that build ... ok thank you :)

" Health is not everything, but whithout health everything is nothing "

Monday, August 13, 2012

LAPORAN PENDAHULUAN ABORTUS





Join With Us :
Facebook : Hendri Ty



Kunjungi dan Dapatkan !!!
Kumpulan Askep Lengkap Hanya Di :




Pembaca yang budiman, dimohon memberikan komentar, saran dankritik yang membangun…Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua…Aminn

Dapat kan kemudahan dalam mencari askep, dengan bergabungmenjadi member kami…

Terima kasih …!
Selamat membaca…!




LAPORAN PENDAHULUAN
ABORTUS

A.      PENGERTIAN
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

B.      ETIOLOGI
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
  1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
    1. Kelainan kromosom
    2. Lingkungan  sekitar tempat implantasi kurang sempurna
    3. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau dan alkohol.
  2. Kelainan pada plasenta
  3. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan berat dan toksoplasmosis.
  4. Kelainan traktus genitalia, seperti inkompetensi serviks, mioma uterus dan kelainan bawaan uterus.

C.      PATOGENESIS
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, vili korialis belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.    Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu dari pada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus pspiraseus.

D.     MANIFESTASI KLINIK
1.      Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu
2.      Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
3.      Perdarahan pervagina, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
4.      Rasa mulas atau kram perut di daerah atas simpisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.
5.      Pemeriksaan ginekologi :
·         Inspeksi vulva : perdarahan pervagina, ada/tidak jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulva
·         Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak jaringan berbau busuk dari ostium.
·         Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi tidak menonjol atau tidak nyeri.

E.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Tes kehamilan positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
2.      Pemeriksaan Doopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3.                              Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

F.       KOMPLIKASI
1.                              Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi
2.      Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah

G.     PENATALAKSANAAN
1.      Abortus imminen
·         Istirahat baring agar aliaran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang
·         Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas
·         Tes kehamilan dapat dilakukan,. Bila hasil negatif, mungkin janin sudah mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
·         Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg. berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600-1000 mg.
·         Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
·         Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.
2.      Abortus insipien
·         Bila perdarahan tidak banyak., tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selam 36 jam dengan diberikan morfin.
·         Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikan ergometrin 0,5 mg intramuskuler.
·         Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin  10 IU dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.
·         Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
3.      Abortus inkomplit
·         Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCL fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin tranfusi darah.
·         Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikan ergometrin 0,2 mg intramuskuler
·         Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
·         Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
4.      Abortus komplit
·         Bila kondisi paisen baik,  berikan ergometrin 3x1 tablet selama 3-5 hari.
·         Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah.
·         Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi
·         Anjurkan pasien diit tinggi protein, vitamin dan mineral
5.      Missed abortion
·         Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam
·         Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segera sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi
·         Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan servik dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu lakukan dilatasi servik dengan dilator Hegar. Kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
·         Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3x5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.
·         Bial tinggi fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik garam 20% dalam  cavum uteri melalui dinding perut.
6.      Abortus septik
·         Abortus septik harus dirujuk ke rumah sakit
·         Penanggulangan infeksi
·         Tingkatkan asupan cairan
·         Bila perdarahan banyak, lakukan transfusi darah
·         Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan , sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.

  1. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
    1. Konflik pengambilan keputusan yang berhubungan dengan : ancaman yang dirasakan terhadap sistem nilai
    2. Ketakutan yang berhubungan dengan prosedur aborsi, komplikasi potensial, implikasi untuk kehamilan di masa datang
    3. Berduka antisipasi yang berhubungan dengan distres akibat kehilangan dan atau perasaan bersalah
    4. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan efek prosedur, kurang pemahaman tentang perawatan diri praoperasi dan pasca operasi
    5. Nyeri akut yang berhubungan dengan efek prosedur dan atau peristiwa pasca operasi.
    6. Defisit self care berhubungan dengan prosedur terapi tirah baring, nyeri

No comments:

Post a Comment