KARSINOMA COLOREKTAL
- PENGERTIAN
Karsinoma kolon adalah
adenokarsinoma (terdiri dari epitel dan kelenjar) dan dapat mensekresi mucus
yang jumlahnya berbeda-beda. Menurut Engram, karsinoma kolon adalah
adenokarsinoma dari kolon berbentuk keras, masa noduler yang tumbuh secara
tidak teratur dan sering luka dan menyebakan perdarahan.
- FAKTOR RESIKO
·
Seseorang dengan riwayat keluarga menderita kanker kolon, memiliki resiko
tinggi mengidap kanker.
·
Riwayat poliposis keturunan atau penyakit yang serupa juga meningkatkan
resiko kanker kolon.
·
Penderita kolitis ulserativa atau penyakit Crohn memiliki resiko lebih
tinggi untuk menderita kanker.
·
Resikonya berhubungan dengan usia penderita pada saat kelainan ini timbul
dan lamanya penderita mengalami kelainan ini.
·
Orang yang tinggal di perkotaan dan mengkonsumsi makanan khas orang-orang
barat yang kaya. Makanan tersebut rendah serat dan tinggi protein hewan, lemak
dan karbohidrat.
- ETIOLOGI
- Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti
logam berat, toksin, dan ototoksin serta gelombang elektromagnetik.
- Pola makan yang buruk, antara lain terlalu
banyak daging dan lemak yang tidak diimbangi buah dan sayuran segar yang
banyak mengandung serat.
- Zat besi yang berlebihan diantaranya
terdapat pada pigmen empedu, daging sapi dan kambing serta tranfusi
darah.
- Lemak jenuh dan asam lemak omega-6 (asam
linol).
- Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus
mengubah alkohol menjadi asetilaldehida yang meningkatkan risiko
menderita kanker kolon.
- Obesitas.
- Bekerja sambil duduk seharian, seperti para
eksekutif, pegawai administrasi, atau pengemudi kendaraan umum.
- STADIUM KANKER KOLON
Stadium menunjukkan sudah seberapa
jauh dan luasnya pertumbuhan kanker ini di tempat awal dia tumbuh yaitu
seberapa dalam kanker telah menembus dinding usus, juga penyebaran ke
sekitarnya dan penyebaran ke tempat jauh. Banyak klasifikasi stadium yang
digunakan untuk kanker kolorektal seperti klasifikasi Dukes, dan lainnya.
Stadium
kanker kolon dan rektum berdasarkan Dukes sebagai berikut :
- Dukes A : kanker terbatas tumbuhnya di
dinding usus
- Dukes B : kanker menembus lapisan muskularis
mukosa (otot usus).
- Dukes C : kanker menyebar / metastasis ke
kelenjar getah bening (kgb).
- C 1 :
sudah mengenai beberapa kgb dekat tumor primer.
- C 2 : sudah mengenai kelenjar getah bening
jauh dari tumor primer.
- Dukes D : kanker sudah menyebar jauh /
metastatasis jauh.
Dukes A identik dengan stadium I ,
Dukes B identik dengan stadium II, Dukes C identik dengan stadium III dan Dukes
D identik dengan stadium IV. Untukmemastikan tingkat stadium pada penderita,
diperlukan beberapa pemeriksaan pembantu seperti USG, foto rontgen paru, colon
in loop, CT Scan dsb. Stadium ini penting untuk menentukan jenis tindakan
pengobatan dan dapat memperkirakan prognosisnya.
- MANIFESTASI KLINIK
Tanda Gejala Kanker Kolon dan
Rektum
- Usus besar kolon dan rektum berbentuk saluran seperti tabung , dimana
pada bagian dalamnya adalah berupa suatu rongga .
- Dindingnya terdiri dari beberpa lapisan berupa lapisan bagian dalam
disebut mukosa kemudian kearah luarnya berupa lapisan otot, dan bagian
paling luarnya adalah lapisan pembungkus usus yang disebut serosa.
Kanker kolon dan rektum umumnya mulai tumbuh pada permukaan bagian dalam (mukosa) yang mengarah ke dalam rongga. - Pada stadium awal dimana kanker masih ukuran kecil, maka tidak akan
pernah ada gejala yang dirasakan oleh penderita, dan juga tidak akan
teraba adanya benjolan karena letaknya yang di dalam usus. Penderita juga
tidak akan pernah mengeluh adanya rasa sakit. Hal inilah yang sering
menyebabkan penderita datang ke dokter sudah dalam keadaan terlambat
yaitu stadium lanjut.
- Perubahan dalam buang air besar (BAB) berupa diare, susah BAB,bila
BAB merasa tidak puas seperti belum semua dikeluarkan.
- Ada darah pada tinja berwarna merah atau kehitaman.
- Ukuran tinja yang mengecil , tidak seperti ukuran biasanya.
- Bentuk tinja bisa kecil-kecil seperti kotoran kambing.
- Keluhan rasa tidak enak pada perut seperti kembung, rasa penuh di
perut,mual
- Berat badan yang makin menurun yang tidak diketahui penyebabnya.
- Pada keadaan lanjut, tidak bisa BAB sama sekali dan perut makin
kembung dan terasa sakit, bisa disertai muntah, dan keadaan umum memburuk
- PATOFISIOLOGI
Kanker kolon biasanya dimulai
dengan pembengkakan seperti kancing pada permukaan lapisan usus atau pada
polip. Kemudian kanker akan mulai memasuki dinding usus. Kelenjar getah bening
di dekatnya juga bisa terkena.
Karena darah dari dinding usus dibawa ke hati, kanker kolon biasanya menyebar (metastase) ke hati segera setelah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.
Karena darah dari dinding usus dibawa ke hati, kanker kolon biasanya menyebar (metastase) ke hati segera setelah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.
- PATHWAY
- PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Seperti kanker lainnya, pemeriksaan penyaring rutin, membantu
penemuan dini dari kanker kolorektal. Tinja diperiksa secara mikroskopik
untuk menghitung jumlah darah. Untuk membantu meyakinkan hasil
pemeriksaan yang tepat, penderita memakan daging merah tinggi serat
selama 3 hari sebelum pengambilan sampel tinja. Bila pemeriksaan
penyaring ini menunjukan kemungkinan kanker, dibutuhkan pemeriksaan
lanjutan.
- Pemeriksaan endoskopi :
Sebelum
dilakukan endoskopi, usus dikosongkan, seringkali dengan menggunakan pencahar
dan beberapa enema. Sekitar 65% kanker kolorektal dapat dilihat dengan
sigmoidoskop. Bila terlihat polip yang mungkin ganas, seluruh usus besar
diperiksa dengan kolonoskopi, yang daya jangkaunya lebih panjang. Beberapa
pertumbuhan yang terlihat ganas diangkat dengan menggunakan alat bedah melalui
kolonoskopi, pertumbuhan lainnya harus diangkat dengan pembedahan biasa.
- Fiberoptik kolonoskopi:
Memasukkan sejenis pipa terbuat dari
serat optik ke dalam usus melalui anus (dubur). Kamera yang terdapat pada alat
itu bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan apakah dalam usus terdapat polip
atau tidak.
- CT Scan.
- Pemeriksaan
darah:
Pemeriksaan darah dapat membantu
dalam menegakkan diagnosis.
Pada 70% orang yang menderita kanker kolorektal, kadar antigen karsinoembriogenik dalam darahnya tinggi. Bila sebelum kanker diangkat kadar antigen ini tinggi, maka sesudah pembedahan kadarnya bisa turun. Pada kunjungan berikutnya, kadar antigen ini diukur kembali, jika kadarnya meningkat berarti kanker telah kambuh kembali.
Bisa juga dilakukan pengukuran 2 antigen lainnya, yaitu CA19-9 dan CA 125, yang mirip dengan antigen karsinoembbriogenik
Pada 70% orang yang menderita kanker kolorektal, kadar antigen karsinoembriogenik dalam darahnya tinggi. Bila sebelum kanker diangkat kadar antigen ini tinggi, maka sesudah pembedahan kadarnya bisa turun. Pada kunjungan berikutnya, kadar antigen ini diukur kembali, jika kadarnya meningkat berarti kanker telah kambuh kembali.
Bisa juga dilakukan pengukuran 2 antigen lainnya, yaitu CA19-9 dan CA 125, yang mirip dengan antigen karsinoembbriogenik
- Menentukan tumor marker CEA
(carcino-embryonis antigen) dalam darah.
- PENATALAKSANAAN
Prawatan
dan penghobatan pada kanker kolon adalah :
·
Kemoterapi, terapi radiasi, imunotherapi, pembedahan dengan reseksi dan
kolostomi.
Tindakan
pengobatan yang sering dikakukan pada pasien dengan kanker kolon yaitu
kolostomi. Jenis kolostomi dilakukan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor antara
lain (Smeltzer dan Bare, 2002) :
Ø Reseksi segmental dengan
anastomosis (pengangkatan tumor dan proses usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh
darah dan nodus limfatik).
Ø Reseksi abdominoperineal
dengan kolostomi sigmosi permanen.
Ø Kolostomi sementara diikuti
dengan reseksi segmental dan anstomosis serta renastomosis lanjut dari
kolostomi.
Ø Kolostomi permanen atau
ileostomi.
·
Cairan IV edan NGT, transfusi.
·
Operasi :
Pengobatan
karsinoma kolom dan rektum adalah pengangkatan tumor dan pembuluh limfe secara
pembedahan. Pemotongan usus besar yang sakit, dan menyambungkan kembali dua
ujung bagian usus besar yang sehat. Tindakan yang paling sering dilakukan
adalah hemikolektomi kanan dan kiri, kolektomi transversal (Price, 1995)
·
Teknik laparoskopi :
Melalui
beberapa lubang kecil yang dibuat dibeberapa titik di perut. Operasi dilakukan
dengan alat-alat kecil yang dioperasikan lewat lubang-lubang itu dan dipantau
lewat layar monitor.
- PENCEGAHAN
·
Konsumsi banyak makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan
menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam
usus besar.
·
Asam lemak omega-3, yang banyak terdapat dalam ikan tertentu.
·
Kosentrasi kalsium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
·
Susu yang mengandung
Lactobacillus acidophilus.
·
Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk
buang air besar.
·
Hidup rileks dan kurangi stres.
Deteksi Dini :
Seperti halnya deteksi dini kanker
mulut rahim menggunakan papsmear atau untuk kanker payudara memakai mamografi,
terhadap kanker kolon pun bisa dilakukan deteksi dini. Deteksi dini kanker kolon dianjurkan kepada
mereka yang telah menginjak usia 50 tahun. Tetapi bagi mereka yang memiliki
riwayat keluarga pernah terkena kanker ovarium, kolon dan kanker paru, disarankan
melakukan deteksi dini sebelum usia 50 tahun. Kanker kolon dianggap sebagai
penyakit yang perjalanannya lambat. Karena itu masyarakat dianjurkan melakukan
deteksi dini melalui pemeriksaan darah yang ada dalam tinja dan kolonoskopi
Beberapa prosedur deteksi dini kanker kolon antara lain:
·
Pemeriksaan colok dubur oleh dokter bila seseorang mencapai usia 50 tahun.
Pemeriksaan tersebut sekaligus untuk mengetahui adanya kelainan pada prostat.
·
Setelah itu, dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah
samar (occult blood) secara berkala, apakah terdapat darah pada tinja atau
tidak. Kemudian pemeriksaan secara visual dengan endoskopi di kolon atau
disebut kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi atau teropong usus ini dianjurkan
segera dilakukan bagi mereka yang sudah mencapai usia 50 tahun.
·
Pemeriksaan kolonoskopi relatif aman, tidak berbahaya, namun pemeriksaan
ini tidak menyenangkan. Kolonoskopi dilakukan untuk menemukan kanker kolorektal
sekaligus mendapatkan jaringan untuk diperiksa di laboratorium patologi. Pada
pemeriksaan ini diperlukan alat endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk
pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut dapat melihat sepanjang usus besar,
memotretnya, sekaligus biopsi tumor bila ditemukan.
·
Cara lain untuk menunjang diagnosis kanker kolon adalah dengan enema barium.
Pada pemeriksaan enema barium, bahan cair barium dimasukkan ke usus besar
melalui dubur dan siluet (bayangan)-nya dipotret dengan alat rontgen. Pada
pemeriksaan ini hanya dapat dilihat bahwa ada kelainan, mungkin tumor, dan bila
ada perlu diikuti dengan pemeriksaan kolonoskopi.
·
Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi kanker dan polip yang besarnya
melebihi satu sentimeter. Kelemahannya, pada pemeriksaan ini tidak dapat
dilakukan biopsi.
·
Dengan kolonoskopi dapat dilihat kelainan berdasarkan gambaran makroskopik.
Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi ditujukan pada
kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh darahnya. Aru
mengatakan dengan deteksi dini diharapkan kanker kolon dapat segera ditangani
atau diterapi. Beberapa terapi, seperti kemoterapi dan radiasi dapat dilakukan
untuk mengatasi kanker kolon.
- KOMPLIKASI
Komplikasi yang
mungkin segera terjadi adalah:
·
Perdarahan
·
Peradangan pankreas (pankreatitis).
·
Perforasi atau infeksi saluran empedu.
·
Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu muncul lagi.
- PROGNOSIS
Prognosis pada kanker kolon baik apabila terdeteksi
secara dini, dan dilakukan pencegahan terjadinya kanker kolon.
No comments:
Post a Comment