Happy studying, may be useful ...

Dear readers ...
for completeness this blog, we hope the comments that build ... ok thank you :)

" Health is not everything, but whithout health everything is nothing "

Sunday, June 17, 2012

KARSINOMA COLOREKTAL

  KARSINOMA COLOREKTAL

  1. PENGERTIAN
             Karsinoma kolon adalah adenokarsinoma (terdiri dari epitel dan kelenjar) dan dapat mensekresi mucus yang jumlahnya berbeda-beda. Menurut Engram, karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dari kolon berbentuk keras, masa noduler yang tumbuh secara tidak teratur dan sering luka dan menyebakan perdarahan.
                  
  1. FAKTOR RESIKO
·         Seseorang dengan riwayat keluarga menderita kanker kolon, memiliki resiko tinggi mengidap kanker.
·         Riwayat poliposis keturunan atau penyakit yang serupa juga meningkatkan resiko kanker kolon.
·         Penderita kolitis ulserativa atau penyakit Crohn memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker.
·         Resikonya berhubungan dengan usia penderita pada saat kelainan ini timbul dan lamanya penderita mengalami kelainan ini.
·         Orang yang tinggal di perkotaan dan mengkonsumsi makanan khas orang-orang barat yang kaya. Makanan tersebut rendah serat dan tinggi protein hewan, lemak dan karbohidrat.

  1. ETIOLOGI
    • Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan ototoksin serta gelombang elektromagnetik.
    • Pola makan yang buruk, antara lain terlalu banyak daging dan lemak yang tidak diimbangi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung serat.
    • Zat besi yang berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging sapi dan kambing serta tranfusi darah.
    • Lemak jenuh dan asam lemak omega-6 (asam linol).
    • Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon.
    • Obesitas.
    • Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi, atau pengemudi kendaraan umum.

  1. STADIUM KANKER KOLON
             Stadium menunjukkan sudah seberapa jauh dan luasnya pertumbuhan kanker ini di tempat awal dia tumbuh yaitu seberapa dalam kanker telah menembus dinding usus, juga penyebaran ke sekitarnya dan penyebaran ke tempat jauh. Banyak klasifikasi stadium yang digunakan untuk kanker kolorektal seperti klasifikasi Dukes, dan lainnya.
Stadium kanker kolon dan rektum berdasarkan Dukes sebagai berikut :
    • Dukes A : kanker terbatas tumbuhnya di dinding usus
    • Dukes B : kanker menembus lapisan muskularis mukosa (otot usus).
    • Dukes C : kanker menyebar / metastasis ke kelenjar getah bening (kgb).
    •  C 1 : sudah mengenai beberapa kgb dekat tumor primer.
    • C 2 : sudah mengenai kelenjar getah bening jauh dari tumor primer.
    • Dukes D : kanker sudah menyebar jauh / metastatasis jauh.
             Dukes A identik dengan stadium I , Dukes B identik dengan stadium II, Dukes C identik dengan stadium III dan Dukes D identik dengan stadium IV. Untukmemastikan tingkat stadium pada penderita, diperlukan beberapa pemeriksaan pembantu seperti USG, foto rontgen paru, colon in loop, CT Scan dsb. Stadium ini penting untuk menentukan jenis tindakan pengobatan dan dapat memperkirakan prognosisnya.

  1. MANIFESTASI KLINIK
Tanda Gejala Kanker Kolon dan Rektum
    • Usus besar kolon dan rektum berbentuk saluran seperti tabung , dimana pada bagian dalamnya adalah berupa suatu rongga .
    • Dindingnya terdiri dari beberpa lapisan berupa lapisan bagian dalam disebut mukosa kemudian kearah luarnya berupa lapisan otot, dan bagian paling luarnya adalah lapisan pembungkus usus yang disebut serosa.
      Kanker kolon dan rektum umumnya mulai tumbuh pada permukaan bagian dalam (mukosa) yang mengarah ke dalam rongga.
    • Pada stadium awal dimana kanker masih ukuran kecil, maka tidak akan pernah ada gejala yang dirasakan oleh penderita, dan juga tidak akan teraba adanya benjolan karena letaknya yang di dalam usus. Penderita juga tidak akan pernah mengeluh adanya rasa sakit. Hal inilah yang sering menyebabkan penderita datang ke dokter sudah dalam keadaan terlambat yaitu stadium lanjut.
    • Perubahan dalam buang air besar (BAB) berupa diare, susah BAB,bila BAB merasa tidak puas seperti belum semua dikeluarkan.
    • Ada darah pada tinja berwarna merah atau kehitaman.
    • Ukuran tinja yang mengecil , tidak seperti ukuran biasanya.
    • Bentuk tinja bisa kecil-kecil seperti kotoran kambing.
    • Keluhan rasa tidak enak pada perut seperti kembung, rasa penuh di perut,mual
    • Berat badan yang makin menurun yang tidak diketahui penyebabnya.
    • Pada keadaan lanjut, tidak bisa BAB sama sekali dan perut makin kembung dan terasa sakit, bisa disertai muntah, dan keadaan umum memburuk

  1. PATOFISIOLOGI
             Kanker kolon biasanya dimulai dengan pembengkakan seperti kancing pada permukaan lapisan usus atau pada polip. Kemudian kanker akan mulai memasuki dinding usus. Kelenjar getah bening di dekatnya juga bisa terkena.
Karena darah dari dinding usus dibawa ke hati, kanker kolon biasanya menyebar (metastase) ke hati segera setelah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.


  1. PATHWAY
  2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
    • Seperti kanker lainnya, pemeriksaan penyaring rutin, membantu penemuan dini dari kanker kolorektal. Tinja diperiksa secara mikroskopik untuk menghitung jumlah darah. Untuk membantu meyakinkan hasil pemeriksaan yang tepat, penderita memakan daging merah tinggi serat selama 3 hari sebelum pengambilan sampel tinja. Bila pemeriksaan penyaring ini menunjukan kemungkinan kanker, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan.
    • Pemeriksaan endoskopi :
Sebelum dilakukan endoskopi, usus dikosongkan, seringkali dengan menggunakan pencahar dan beberapa enema. Sekitar 65% kanker kolorektal dapat dilihat dengan sigmoidoskop. Bila terlihat polip yang mungkin ganas, seluruh usus besar diperiksa dengan kolonoskopi, yang daya jangkaunya lebih panjang. Beberapa pertumbuhan yang terlihat ganas diangkat dengan menggunakan alat bedah melalui kolonoskopi, pertumbuhan lainnya harus diangkat dengan pembedahan biasa.
    • Fiberoptik kolonoskopi:
Memasukkan sejenis pipa terbuat dari serat optik ke dalam usus melalui anus (dubur). Kamera yang terdapat pada alat itu bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan apakah dalam usus terdapat polip atau tidak.
    • CT Scan.
    • Pemeriksaan darah:
Pemeriksaan darah dapat membantu dalam menegakkan diagnosis.
Pada 70% orang yang menderita kanker kolorektal, kadar antigen karsinoembriogenik dalam darahnya tinggi. Bila sebelum kanker diangkat kadar antigen ini tinggi, maka sesudah pembedahan kadarnya bisa turun. Pada kunjungan berikutnya, kadar antigen ini diukur kembali, jika kadarnya meningkat berarti kanker telah kambuh kembali.
Bisa juga dilakukan pengukuran 2 antigen lainnya, yaitu CA19-9 dan CA 125, yang mirip dengan antigen karsinoembbriogenik
    • Menentukan tumor marker CEA (carcino-embryonis antigen) dalam darah.
  1. PENATALAKSANAAN
Prawatan dan penghobatan pada kanker kolon adalah :
·         Kemoterapi, terapi radiasi, imunotherapi, pembedahan dengan reseksi dan kolostomi.
Tindakan pengobatan yang sering dikakukan pada pasien dengan kanker kolon yaitu kolostomi. Jenis kolostomi dilakukan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor antara lain (Smeltzer dan Bare, 2002) :
Ø  Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan proses usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik).
Ø  Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmosi permanen.
Ø  Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anstomosis serta renastomosis lanjut dari kolostomi.
Ø  Kolostomi permanen atau ileostomi.
·         Cairan IV edan NGT, transfusi.
·         Operasi :
Pengobatan karsinoma kolom dan rektum adalah pengangkatan tumor dan pembuluh limfe secara pembedahan. Pemotongan usus besar yang sakit, dan menyambungkan kembali dua ujung bagian usus besar yang sehat. Tindakan yang paling sering dilakukan adalah hemikolektomi kanan dan kiri, kolektomi transversal (Price, 1995)
·         Teknik laparoskopi :
Melalui beberapa lubang kecil yang dibuat dibeberapa titik di perut. Operasi dilakukan dengan alat-alat kecil yang dioperasikan lewat lubang-lubang itu dan dipantau lewat layar monitor.

  1. PENCEGAHAN
·         Konsumsi banyak makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
·         Asam lemak omega-3, yang banyak terdapat dalam ikan tertentu.
·         Kosentrasi kalsium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
·         Susu yang mengandung Lactobacillus acidophilus.
·         Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.
·         Hidup rileks dan kurangi stres.
Deteksi Dini :
            Seperti halnya deteksi dini kanker mulut rahim menggunakan papsmear atau untuk kanker payudara memakai mamografi, terhadap kanker kolon pun bisa dilakukan deteksi dini.  Deteksi dini kanker kolon dianjurkan kepada mereka yang telah menginjak usia 50 tahun. Tetapi bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga pernah terkena kanker ovarium, kolon dan kanker paru, disarankan melakukan deteksi dini sebelum usia 50 tahun. Kanker kolon dianggap sebagai penyakit yang perjalanannya lambat. Karena itu masyarakat dianjurkan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah yang ada dalam tinja dan kolonoskopi
      Beberapa prosedur deteksi dini kanker kolon antara lain:
·         Pemeriksaan colok dubur oleh dokter bila seseorang mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan tersebut sekaligus untuk mengetahui adanya kelainan pada prostat.
·         Setelah itu, dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah samar (occult blood) secara berkala, apakah terdapat darah pada tinja atau tidak. Kemudian pemeriksaan secara visual dengan endoskopi di kolon atau disebut kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi atau teropong usus ini dianjurkan segera dilakukan bagi mereka yang sudah mencapai usia 50 tahun.
·         Pemeriksaan kolonoskopi relatif aman, tidak berbahaya, namun pemeriksaan ini tidak menyenangkan. Kolonoskopi dilakukan untuk menemukan kanker kolorektal sekaligus mendapatkan jaringan untuk diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan ini diperlukan alat endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut dapat melihat sepanjang usus besar, memotretnya, sekaligus biopsi tumor bila ditemukan.
·         Cara lain untuk menunjang diagnosis kanker kolon adalah dengan enema barium. Pada pemeriksaan enema barium, bahan cair barium dimasukkan ke usus besar melalui dubur dan siluet (bayangan)-nya dipotret dengan alat rontgen. Pada pemeriksaan ini hanya dapat dilihat bahwa ada kelainan, mungkin tumor, dan bila ada perlu diikuti dengan pemeriksaan kolonoskopi.
·         Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi kanker dan polip yang besarnya melebihi satu sentimeter. Kelemahannya, pada pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan biopsi.
·         Dengan kolonoskopi dapat dilihat kelainan berdasarkan gambaran makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh darahnya. Aru mengatakan dengan deteksi dini diharapkan kanker kolon dapat segera ditangani atau diterapi. Beberapa terapi, seperti kemoterapi dan radiasi dapat dilakukan untuk mengatasi kanker kolon.

  1. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin segera terjadi adalah:
·         Perdarahan
·         Peradangan pankreas (pankreatitis).
·         Perforasi atau infeksi saluran empedu.
·         Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu muncul lagi.

  1. PROGNOSIS
Prognosis pada kanker kolon baik apabila terdeteksi secara dini, dan dilakukan pencegahan terjadinya kanker kolon.

No comments:

Post a Comment