Happy studying, may be useful ...

Dear readers ...
for completeness this blog, we hope the comments that build ... ok thank you :)

" Health is not everything, but whithout health everything is nothing "

Wednesday, August 22, 2012

LAPORAN PENDAHULUAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH


LAPORAN PENDAHULUAN
BERAT BAYI LAHIR RENDAH
 


A.    DEFINISI
Berat badan lahir rendah adalah Bayi baru lahir dengan berat badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram atau lebih rendah. 
( WHO, 1961 )
Berat badan lahir rendah adalah Bayi baru lahir yang berat badannya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram.
( Hanifa Wiknjosastro, 2002 )
       Klasifikasi BBLR :
1.      Prematuritas murni
è Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan Berat badannya sesuai dengan masa gestasi.
2.      Dismaturitas
è BB bayi yang kurang dari BB seharusnya, tidak sesuai dengan masa gestasinya. Bayi lahir cukup bulan ( usia kehamilan 38 minggu ), tetapi berat badan lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram.


B.     ETIOLOGI
1.    Faktor Ibu
a.       Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan, misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
b.      Usia Ibu
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26 – 35 th.


c.       Keadaan Sosial Ekonomi
Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya permaturitas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan social ekonomi rendah. Hal ini disebabkaan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.
d.      Sebab Lain
Ibu perokok, ibu peminum alcohol, dan pecandu obat narkotik.
2.    Faktor Janin
Hidramnion, kehamilan ganda, dan kelainan kromosom.
3.    Faktor Lingkungan
Tempat tinggal didataran tinggi radiasi dan zat-zat lain.
                                                                    ( http : // askep. Blogspot.com )

C.    PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan ( prematur ) disamping itu juga disebabkan dismaturitas artinya bayi lahir cukup bulan ( usia kehamilan 38 minggu ), tetapi berat badan lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada dibawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai dibawah 11 gr/dl selama trimester III.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan premature juga lebih besar.
                                                                                                ( http : //askep.Blogspot.com )

D.    MANIFESTASI KLINIS
1.      Fisik
-          Bayi kecil.
-          Pergerakan kurang dan masih lemah.
-          Kepala lebih besar daripada badan.
-          Berat badan < 2500 gram.
2.      Kulit dan Kelamin
-          Kulit tipis dan transparan.
-          Lanugo banyak.
-          Rambut halus dan tipis.
-          Genetalia belum sempurna.
3.      Sistem Syaraf
-          Reflek moro.
-          Reflek menghisap, menelan, batuk belum sempurna.
4.      System Muskuloskeletal
-          Axifikasi tengkorak sedikit
-          Ubun-ubun dan satura lebar
-          Tulang rawan elastic kurang
-          Otot-otot masih hipotonik
-          Tungkai abduksi
-          Sendi lutut dan kaki fleksi
5.      System Pernafasan
-          Pernafasan belum teratur, sering apnea
-          Frekwensi nafas bervariasi
( http : // icoel. Wordpress. com )
E.     PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Jumlah sel darah putih : 18.000 / mm³, netrofil meningkat sampai 23.000 – 24.000/mm³, hari pertama setelah lahir ( menurun bila ada sepsis ).
2.      Hematokrit ( Ht ) : 43% - 61% ( peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia / hemoragic prental / perinatal)
3.      Hemoglobin ( Hb ) : 15 – 20 gr/dl ( kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan ).
4.      Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 – 2 hari, dan 12 mg/dl pada 3 – 5 hari.
5.      Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4 – 6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40 – 50 mg/dl meningkat 60 – 70 mg/dl pada hari ketiga.
6.      Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) biasanya dalam batas normal pada awalnya.
7.      Pemeriksaan analisa gas darah.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultra sonografi.
2.      Memeriksa kadar gula darah ( trueglukose ) dengan dextrostix atau laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi.
3.      Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
4.      Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK.
5.      Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium.
6.      Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan dan bila frekwensi lebih dari 60 x / menit dibuat foto thorax.
( http : // smartnet-q. blogsport. com )

F.     PENATALAKSANAAN
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.

1.      Pengaturan suhu badan bayi prematuritas / BBLR.
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan relative luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam incubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan 2 kg adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2 – 2,5 kg adalah 33 – 34 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat dipertahankan.
2.      Nutrisi
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3 – 5 gr /kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit, tetapi frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila factor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Pemulaan cairan diberikan sekitar 50 – 60 cc/kg BB/hari.
3.      Menghindari Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas ( BBLR ). Dengan demikian perawatan dan pengawsan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.
                                                            ( http : // smartnet-q. blogspot. com )





Cara Perawatan Bayi Dalam Inkubator :
Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan kedalam alat yang berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan suhu yang normal. Dalam pelaksanaan perawatan didalam incubator terdapat dua cara yaitu dengan cara tertutup dan terbuka.
·           Incubator Tertutup
a.       inkubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka apabila dalam keadaan tertentu seperti apnea, dan apabila membuka inkubator diusahakan suhu bayi tetap hangat dan oksigen harus selalu disediakan.
b.      Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung.
c.       Bayi harus keadaan telanjang ( tidak memakai pakaian ) untuk memudahkan observasi.
d.      Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh.
e.       Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira dengan suhu 27ºC.
·           Inkubator Terbuka
a.       Pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian perawatan pada bayi.
b.      Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan kehangatan.
c.       Membungkus dengan selimut hangat.
d.      Dinding keranjang ditutup dengan kain  atau yang lain untuk mencegah aliran udara.
e.       Kepala bayi harus ditutp karena banyak panas yang hilang melalui kepala.
f.       Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat badan sesuai dengan ketentuan .







Pengaturan Suhu Inkubator
Berat Badan Lahir
( gr )
0 – 24 jam
( ºC )
2 – 3 hari
( ºC )
4 – 7 hari
( ºC )

8 hari
( ºC )
1500
34 – 36
33 - 35
33 - 34
32 -33
1501 – 2000
33 – 34
33
32 - 33
32
2001 – 2500
33
32 – 33
32
32
Ø  2500
23 – 33
32
31 – 32
32
                                                                                    ( Jumiarni ilyas dkk, 1995 )

G.    PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian yang dapat dilakukan pada bayi dengan berat badan lahir rendah antara lain : pengukuran berat badan didapatkan hasil kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, dan lingkar dada kurang dari 33 cm, masa gestasinya kurang dari 37 minggu, adanya kulit tipis dan transparan, adanya kepala lebih besar daripada badan, adanya lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan, jumlah lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar, labia minora belum tertutup oleh labia mayora ( pada wanita ) dan pada laki-laki testis belum turun, tulang rawan dan daun telinga matur, pergerakan kurang dan lemah, tangisan lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnea, reflek tonus leher lemah, reflex menghisap dan menelan serta reflex batuk belum sempurna, kulit berselubung verniks kaseosa tipis atau tidak ada, kulit pucat atau bernoda mekonium, kening keriput tipis, jaringan lemak dibawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat, tali pusat berwarna kuning kehijauan.
Pengkajian Dasar Neonatus :
1.      Aktivitas / istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, tidur sehari rata-rata 20 jam.
2.      Pernafasan
Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran cesaria atau presentasi bokong. Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan abdomen, perhatikan adanya secret yang mengganggu pernafasan, mengorok, pernafasan cuping hidung.
3.      Makanan / cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram, kurang dari 2500 graam menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus diberikan infuse. Beri minum dengan tetesan ASI / sonde karena reflex menelan BBLR belum sempurna, kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml / kg BB/hari.
4.      Berat badan
Kurang dari 2500 gram
5.      Suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan.
6.      Integument
Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat dan kering.

H.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas organ pernafasan
2.      Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh penumpukan lender, reflek batuk
3.      Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan imaturitas control dan pengaturan suhu dan berkurangnya lemak subcutan di dalam tubuh
4.      Perubahan nurisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menelan atau mencerna makanan dan mencerna nutrient
5.      Resiko infeksi berhubungan dengan imunitas yang tidak adekuat

I.       PERENCANAAN
1.      Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas organ pernafasan
Definisi : Inspirasi dan ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat
Tujuan   : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan :
-          Menunjukkan pola pernafasan efektif, dibuktikan dengan status pernafasan yang tidak berbahaya : ventilasi dan tanda – tanda vital
-          Ventilasi tidak terganggu
Kriteria hasil / NOC :
-          Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernafas
-          Ekspansi dada simetris
-          Tidak ada penggunaan otot bantu
-          Bunyi nafas tambahan tidak ada
-          Nafas pendek tidak ada
Intervensi / NIC :
-          Pantau adanya pucat dan sianosis
-          Kaji kebutuhan insersi jalan nafas
-          Pantau kecepatan, irama, kedalam dan usaha respirasi
-          Pantau pola pernafasan
-          Kolaborasi dengan dokter pemberian O2

2.      Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi jalan nafas oleh penumpukkan lender, reflek batuk
Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari    saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas
Tujuan    :   Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan dapat menunjukkan pembersihan jalan nafas yang efektif
Kriteria hasil / NOC :
-          Mudah untuk bernafas
-          Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada
-          Saturasi O2 dalam batas normal
-          Temuan sinar-x dada pada rentang yang diharapkan
Intervensi / NIC :
-          Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
-          Informasikan pada keluarga tentang suctioning
-          Monitor status oksigen pasien Pastikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
-          Kolaborasikan pemberian bronkodilator bila perlu
-          Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan

3.      Ketidakefektifan termoregulasi b.d imaturitas control dan pengaturan suhu dan berkurangnya lemak subcutan di dalam tubuh
Definisi : Keadaan fluktuasi suhu tubuh pasien antara hipotermia dan hipertermia
Tujuan   : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan termoregulasi dapat efektif.

Kriteria hasil / NOC :
-          Hydration
-          Adherence behavior
-          Immune status
-          Infection status
-          Risk control
-          Risk defection
Intervensi / NIC :
-          Temperatur regulation
-          Monitor suhu minimal tiap 2 jam
-          Rencanakan monitoring suhu secara kontinu
-          Monitor TD, nadi dan RR
-          Monitor tanda-tanda hipertermia dan hipotermi
-          Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

4.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk  menelan atau mencerna makanan dan mencerna nutrien.
Definisi      : Keadaan individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk   
                     memenuhi kebutuhan metabolik.
Tujuan       : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nutrisi dapat
                    terpenuhi
Kriteria Hasil / NOC :
·         Adanya peningkatan berat badan sesuia dengan tujuan.
·         Barat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.
·         Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
·         Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
·         Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
·         Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan.
Intervensi / NIC :
1)        Monitor adanya penurunan barat badan.
2)        Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
3)        Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.
4)        Timbang pasien pada interval yang tepat.
5)        Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

5.      Resiko infeksi b.d imunitas yang tidak adekuat.
Definisi     : Suatu kondisi individu yang mengalami peningkatan resiko terserang
                    organisme patogenik.
Tujuan      : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan factor risiko akan hilang dengan dibuktikan oleh keadaan status imun pasien, pengetahuan yang penting, dan pengendalian infeksi.
Kriteria Hasil / NOC :
·      Terbebas dari tanda atau gejala infeksi.
·      Menunjukkan hygiene pribadi yang adekuat.
·      Menggambarkan factor yang menunjang penularan infeksi.
Intervensi / NIC :
1)                  Pemberian imunisasi untuk mencegah penyakit menular.
2)                  Meminimalakan penularan agens infeksius.
3)                  Mencegah dan mendeteksi dini infeksi pada pasien yang beresiko.
4)                  Pantau tanda-tanda infeksi.
5)                  Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotic.

J.      EVALUASI
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr. BBLR dapat dibagi 2 golongan yaitu prematuritas murni dan dismaturitas. Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah sering mengalami masalah sukar bernafas, sukar dalam pemberian minum, ikterus berat dan infeksi. Bayi juga rentan mengalami hipotermi jika tidak dalam inkubator. Bayi ini memerlukan perawatan khusus.
Bila fasilitas tempat bayi dilahirkan tidak memadai untuk perawatan bayi, maka bayi harus segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas khusus untuk bayi yang lahir dengan berat badan rendah. Selama perjalanan ke tempat rujukan pastikan bahwa bayi terjaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lembut, kering, selimut dan pakai topi untuk menghindari kehilangan panas. Prognosis BBLR akan baik bila ditangani dengan cepat dan perawatan yang intensif.


DAFTAR PUSTAKA


·           Hidayat, Alimul. A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. ed 1. Jakarta: Salemba Medika.
·           Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak I. Jakarta : EGC.
·           Mochtar, R. 1989. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
·           Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.
·           Judith, M. Wilkinson. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Ed 7. Jakarta : EGC.
·           http : // smartnet-q. blogspot. com / 2008 / 09 / Asuhan – keperawatan - pada bayi-dengan. httml.
·           http : // icoel. Wordpress. Com / askep – anak / asuhan – keperawatan – bblr /
·           http : // askep. Blogspot. com / 2008 / 01 / asuhan – keperawatan. Html

No comments:

Post a Comment