Happy studying, may be useful ...

Dear readers ...
for completeness this blog, we hope the comments that build ... ok thank you :)

" Health is not everything, but whithout health everything is nothing "

Saturday, August 25, 2012

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER SERVIC


ASUHAN KEPERAWATAN
KANKER SERVIC

A.    Pengkajian Keperawatan
1.      Aktivitas dan istirahat
a.       Kelemahan atau keletihan akibat anemia.
b.      Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari.
c.       Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas, dan keringat malam.
d.      Pekerjaan atau profesi dengan penajaman karsinogen lingkungan dan tingkat stress tinggi.

2.      Integritas ego
faktor stress, merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius atau spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal diagnosis, dan perasaan putus asa.
3.      Eliminasi
      Pengkajian eliminasi yang dapat dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut :
a.       Pada kanker serviks : perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi urinalis, misalnya nyeri.
b.      Pada kanker ovarium : didapat tanda haid tidak teratur, sering berkemih, menoupouse dini, dan menoragia.
4.      Makanan dan minuman
a.       Pada kanker serviks : kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet rasa).
b.      Pada kanker ovarium : dispesia, rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar abdomen yang terus meningkat (kanker ovarium).
5.      Neurosensori
Pasien mengalami pusing, sinkope.
6.      Nyeri atau kenyamanan
      Adanya nyeri derajat bervariasi, misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri hebat (dihubungkan dengan proses penyakit), nyeri tekan pada payudara (pada kanker ovarium).
7.      Pernapasan
Pasien yang merokok, pemajanan abses.
8.      Keamanan
      Pemajanan pada zat kimia toksik, karsinogen. Di tandai dengan : demam, ruam kulit, ulserasi.
9.      Seksualitas
      Perubahan pola respons seksual, keputihan (jumlah karakteristik, bau), perdarahan sehabis senggama (pada kanker serviks).
10.  Interaksi social
      Ketidaknyamanan atau kelemahan system pendukung. Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan), dukungan, bantuan, masalah tentang fungsi atau tanggung jawab peran.
11.  Penyuluhan
      Riwayat kanker pada keluarga, sisi primer : penyakit primer, riwayat pengobatan sebelumnya. Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun, multigravida pasangan seks multipel, dan aktivitas seksual dini.

B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Ansietas yang berhubungan dengan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri, kehilangan femininitas, dan perubahan bentuk tubuh.
2.      Gangguan harga diri yang berhubungan dengan perubahan seksualitas, fertilitas, serta hubungan dengan pasangan dan keluarga.
3.      Perubahan eliminasi urinalis yang berhubungan dengan trauma mekanis, manipulasi bedah, adanya edema jaringan local, hematoma, dan gangguan sensori morotik : paralysis saraf.
4.      Nyeri yang berhubungan dengan pembedahan dan terapi tambahan lainnya.


C.    Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien dengan kanker serviks adalah sebagai berikut :
1.      Diagnosa 1 (prioritas diagnosa)
Ansietas yang berhubungan dengan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri, kehilangan femininitas, dan perubahan bentuk tubuh.
Dibuktikan dengan :
a.       Peningkatan ketegangan, gemetaran, ketakutan, dan gelisah.
b.      Mengekspresikan masalah mengenai perubahan dalam kejadian hidup.
Tujuan : Rasa cemas ibu hilang atau tidak cemas lagi.
Kriteria hasil : Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut.
Intervensi Mandiri :
a.       Tinjau ulang pengalaman klien atau orang terdekat sebelumnya dengan kanker. Tentukan apakah dokter telah menjelaskan kepada ibu dan apakah kesimpulan ibu telah dicapai.
Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada pengalaman pada kanker.
b.      Berikan dukungan emosi untuk klien atau orang terdekat selama tes diagnostik dan fase pengobatan.
Rasional : Meskipun mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan efek kanker atau efek samping terapi, tetapi banyak klien memerlukan dukungan tambahan selama periode ini. 
Kolaborasi :
a.       Rujuk ibu/orang terdekat pada program kelompok pendukung (bila ada).
Rasional : Kelompok pendukung biasanya sangat menguntungkan, baik untuk klien maupun orang terdekat, memberikan kontak dengan ibu dengan kanker pada berbagai tingkatan pengobatan bila diindikasikan.
b.      Rujuk pada konseling professional bila diindikasikan.
Rasional : Mungkin perlu untuk memulai dan mempertahankan struktur psikososial positif bila system pendukung orang terdekat ibu terganggu.

2.      Diagnosa 2 : Gangguan harga diri yang berhubungan dengan perubahan seksualitas, fertilitas, serta hubungan dengan pasangan dan keluarga.
Dibuktikan dengan :
a.       Mengungkapkan perubahan dalam gaya hidup tentang perubahan tubuh, perasaan tidak berdaya, putus asa, dan ketidakmampuan.
b.       Tidak mengalami tanggung jawab untuk perawatan diri, kurang mengikuti perubahan pada persepsi diri atau persepsi orang lain tentang peran.
Tujuan : Meningkatkan harga diri klien.
Kriteria Hasil : Klien mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh, penerimaan diri dalam dalam situasi yang sedang dialami.
Intervensi Mandiri :
a.       Motivasi diskusi tentang atau pecahkan masalah tentang efek kanker atau pengobatan pada peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan sebagainya.
Rasional : Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan pengobatan atau merangsang kemajuan penyakit.
b.   Akui kesulitan klien yang mungkin dialami, berikan informasi bahwa konseling sering perlu dan penting dalam proses adaptasi.
      Rasional : Memvalidasi perasaan ibu dan memberikan izin, untuk tindakan apa pun untuk mengatasi apa yang terjadi.
c.       Pertahankan potensi kateter tak menetap, pertahankan drinase selang bebas lipatan.
Rasional : Meningkatkan drainase bebas urine, menurunkan risiko stasis urine retensi dan infeksi.

3.      Diagnosa 3 : Perubahan eliminasi urinalis yang berhubungan dengan trauma mekanis, manipulasi bedah, adanya edema jaringan local, hematoma, dan gangguan sensori morotik : paralysis saraf.
Tujuan : Eliminasi kembali lancar seperti biasanya.
Kriteria hasil : Mengosongkan kandung kemih secara teratur dan tuntas.
Dibuktikan dengan :
a.       Sensasi kandung kemih penuh dengan tiba-tiba.
b.      Frekuensi sedikit untuk berkemih atau tidak ada keluarnya urine, inkontinensia.
c.       Aliran berlebih distensi kandung kemih.
Intervensi Mandiri :
a.       Perhatikan pola berkemih dan awasi keluaran urine.
Rasional : Dapat mengindikasikan retensi urine bila berkemih dengan sering dalam jumlah sedikit atau kurang (kurang dari 100 ml).
b.      Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaanya.
Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistic serta kesalahan konsep diagnostic.
c.       Berikan informasi akurat konsistensi mengenai prognosis, hindari memperdebatkan persepsi klien tentang situasi.
Rasional : Menurunkan ansietas dan memungkinkan klien dalam membuat keputusan/pilihan berdasarkan realita.

4.      Diagnosa 4 : Nyeri yang berhubungan dengan pembedahan dan terapi tambahan lainnya.
Dibuktikan dengan :
a.       Keluhan nyeri.
b.      Memfokuskan pada diri sendiri atau penyempitan focus.]
c.       Distraksi atau perilaku berhati-hati.
d.      Gelisah.
Tujuan : Nyeri hilang/berkurang.
Kriteria hasil : Melaporkan nyeri hilang/berkurang atau control dengan pengaruh minimal.
Intervensi Mandiri :
a.       Tentukan riwayat nyeri, misalnya : lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas (skala 0-10), serta tindakan kehilangan yang digunakan.
Rasional : Informasikan memberi data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan maupun emosional.
b.      Berikan tindakan kenyamanan dasar (misalnya : reposisi, gosokkan punggung) dan aktivitas hiburan (misalnya : musik dan televise).
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.
c.       Palpasi kandung kemih, sedikit keluhan merasa ketidaknyamanan dalam berkemih.
Rasional : Persepsi kandung kemih penuh, distensi kandung kemih di atas simfisis pubis menunjukkan retensi urine.
d.      Berikan tindakan berkemih, posisi normal, aliran air pada baskom penyiraman air hangat pada perineum.
Rasional : Meningkatkan relaksasi oto perineal dan dapat mempermudah upaya berkemih.
e.       Berikan perawatan kebersihan perineum dan perawatan kateter.
Rasional : Meningkatkan kebersihan menurunkan risiko infeksi saluran kemih asenden.
f.       Kaji Karakteristik urine, perhatikan warna, kejernihan, dan baunya.
Rasional : Retensi urine, drainase, vagina, dan kemungkinan adanya kateter intermiten/tak menetap meningkatkan risiko infeksi, khususnya bila ibu mempunyai jahitan perineum.

No comments:

Post a Comment