Happy studying, may be useful ...

Dear readers ...
for completeness this blog, we hope the comments that build ... ok thank you :)

" Health is not everything, but whithout health everything is nothing "

Wednesday, August 22, 2012

PERCAKAPAN PADA PASIEN JIWA DENGAN KECEMASAN


PERCAKAPAN PADA PASIEN JIWA
DENGAN KECEMASAN

A.    KASUS
Ny.S berusia 45 tahun, memiliki dua orang anak, ia dibawa ke RS karena mengalami gangguan jiwa yang disebabkan karena ada masalah pada perkawinanya. Ny.S terlihat bingung, gelisah, depresi, dan terlihat pucat. Selain itu Ny.S juga menghindari kontak social terutama pada seorang pria.

B.      TUJUAN
1.      Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat.
2.      Perawat mampu mengidentifikasi penyebab kecemasan pada klien
.

C.    PERCAKAPAN PADA PASIEN JIWA DENGAN KECEMASAN
1.      Fase Orientasi
a.       Memberikan salam terapeutik dan kenalan
1)      Memberikan salam
Perawat     : “Assalamu’alaikum Ibu...” (memandang pasien dengan
   tersenyum)
Pasien        : “Wa’alaikum salam mbak...” (klien berbicara dengan intonasi
    yang keras)
2)      Memperkenalkan nama perawat dan pasien
Perawat    : “Perkenalkan Ibu, nama saya..., biasa dipanggil..., kalau
    ibu namanya siapa? senang dipanggil apa?” (sambil berjabat
    tangan)
Pasien       : “oh ..iya mbak..., nama saya..., saya biasa dipanggil...”
3)      Memanggil nama panggilan yang disukai
Perawat     : “ok, baiklah ibu...”
4)      Menyampaikan tujuan interaksi
Perawat     : “Di sini saya perawat yang bertugas pada shift pagi hari
    ini, di sini nanti saya akan merawat ibu..., jadi jika ibu
    nanti punya masalah, ibu bisa bercerita dengan saya.”
b.      Melakukan validasi data
1)      Menanyakan perasaan pasien hari ini
Perawat     : “Bagaimana perasaan ibu hari ini?”
Pasien        : “Yaa..kadang baik, kadang tidak mbak.”
2)      Memvalidasi masalah pasien
Perawat     : “Sebenarnya, apa yang telah terjadi dengan ibu?
   Sehingga ibu sampai dibawa ke rumah sakit ini ?”
c.       Melakukan kontrak
1)      Waktu
Perawat     : “Berapa lama kita akan bercakap-cakap? Bagaimana
    kalau 10 menit saja ibu..?”
Pasien      : “Oh...iya mbak, baiklah kalau begitu.”
2)      Tempat
Perawat     : “Di mana kita akan bercakap-cakap? Bagaimana kalau di
    ... saja ibu?”
Pasien       : “ Ya sudah , saya terserah mbak saja.”
3)      Topik
Perawat     :“ Bagaimana kalau membicarakan permasalahan yang ibu
   hadapi ?”
Pasien       : “ iya mbak tidak apa – apa.”
2.      Fase Kerja
a.       Membantu pasien untuk mengidentifikasi tanda-tanda kecemasan
Perawat           : “ Apa yang ibu rasakan sekarang?” (badan condong kea rah
    klien sambil memegang bahu klien)
Pasien              : “ Mbak saya merasa tidak berharga lagi sebagai istri , apa
     saya sudah tidak cantik lagi, kenapa suami saya tega
     meninggalkan saya untuk berselingkuh dengan wanita
     lain.”  (ekspresi wajah tegang)
Perawat           : “Sebenarnya ibu tidak perlu menganggap diri ibu seperti itu,
karena semua orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, dan perlu kita ketahui bahwa setiap orang pasti memiliki kekhilafan, jadi sebenarnya semua itu bukan karena salah ibu semata, mungkin ini semua sudah menjadi takdir yang Maha Kuasa dan hanya Allah yang tau. Semua itu kembali pada diri kita masing-masing, tergantung bagaimana kita menyikapinya, semua itu pasti ada hikmahnya.”
b.      Membantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan cemas
Perawat           : “Lantas kenapa ibu, jika saya perhatikan ketika ibu melihat
    atau bertemu dengan seorang lelaki, ibu terlihat seperti
    ketakutan dan berusaha untuk menghindar?”
Pasien              : “Begini mbak, saya merasa malu atas kekurangan dalam diri
    saya sebagai wanita dan saya juga sangat malu atas kejadian
    yang menimpa saya, sehingga saya segan untuk keluar di
    masyarakat mbak.”
Perawat           : “perlu di ingat ibu, bahwa tidak semua orang di masyarakat
                            akan memendang ibu sebelah mata, jadi ibu janganlah segan
                            untuk keluar di masyarakat.”
Pasien              : “ oh...begitu ya mbak...”
Perawat           : “iya ibu...”
c.       Memberikan reinforcement positif
Perawat           : “yak…saya senang sekali bisa berbincang-bincang dengan ibu
                            hari ini. Dan saya lihat ibu sudah bagus kali ini, karena ibu
                            sudah mau menceritakan masalah ibu yang ibu hadapi.
Pasien              : “Iya mbak, terima kasih mbak atas semua sarannya..”(sambil
                            memegang tangan perawat)
Perawat           : “Iya ibu, sama-sama..”
3.      Fase Terminasi
a.       Mengevaluasi respon pasien terhadap tindakan :
1)      Data subjektif
Perawat     : “Nah, setelah kita berbincang-bincang selama 10 menit tadi,
   bagaimana perasaan ibu sekarang?”
Pasien        : “Alhamdulillah mbak, saya merasa amat lega sekali. Ternyata
                      enak ya mbak bisa berbagi cerita dengan yang lain.” (sambil
                      tersenyum)
Perawat     : “iya ibu…syukurlah kalau begitu…”
2)      Data objektif
Pasien        : (Pasien tampak senang)
b.      Melakukan rencana tindak lanjut
Perawat           : “Nah kalau ibu … setuju, nanti setelah makan siang kita
    bertemu lagi untuk berbincang-bincang lagi…?”
Pasien              : “Wah…iya mbak, boleh juga itu.”
c.       Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya
1)      Waktu
Perawat     : “Ibu nanti, ingin bertemu dan berbincang-bincang lagi jam
    berapa ? dan mau berapa lama?”
Pasien        : “ Jam setengah 1 saja ya mbak..? mungkin nanti sama seperti
                ini saja 10 menit…”
2)      Tempat
Perawat     : “Ibu ingin bertemu lagi di mana?”
Pasien        : “ di sini lagi saja ya mbak…?”
3)      Topik
Perawat     : “Oh iya ibu, nanti ibu ingin membicarakan soal apa?
    Bagaimana kalau tentang anak-anak ibu?”
Pasien        : “Iya mbak, sampai jumpa nanti ya mbak…”
Perawat     : “Iya ibu, terima kasih ya ibu, atas kerjasamanya…”
Pasien        : “Sama-sama mbak…”
Perawat     : “Assalamu’alaikum…” (sambil berjabat tangan)
Pasien        : “Wa’alaikumsalam…”
4.      Sikap Terapeutik
a.       Berhadapan dan mempertahankan kontak mata
b.      Membungkuk ke arah pasien dengan sikap terbuka dan rileks
c.       Mempertahankan cara terapeutik
5.      Tehnik Komunikasi
a.       Menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti
b.      Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat

No comments:

Post a Comment