Happy studying, may be useful ...

Dear readers ...
for completeness this blog, we hope the comments that build ... ok thank you :)

" Health is not everything, but whithout health everything is nothing "

Wednesday, August 22, 2012

LAPORAN PENDAHULUAN HEPERIMESES GRAVIDARUM

LAPORAN PENDAHULUAN
HEPERIMESES GRAVIDARUM

A.      PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, Sebagai akibatnya terjadilah dehidrasi. (Rustam Moctar, 1998).
Hiperemesis gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan ) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben-Zion.MD, hal : 232)
Hiperemesis gravidarum diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan. (Hellen Farer : 1999,hal : 112)
Dalam buku obtetri patologi ( 1982 ) hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum sehingga berat badanya sangat turun, turgor kulit kurang, dieresis kurang dan timbul asetan dalam air kencing.


B.       ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisasi.
Beberapa faktor presdisposisi dan faktor lain yang ditemukan adalah:
a.       Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon gonadotropin dibentuk berlebihan.
b.      Masuknya vilikhorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c.       Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
d.      Faktor psikologis memegang peranan penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekuensi muntah klien.

C.      TANDA DAN GEJALA
Sampai saat ini ada kesepakatan mengenai batasan seberapa banyak mual dan muntah yang dikeluarkan pada hiperemesis gravidarum. Akan tetapi, apabila mual dan muntah berpengaruh terhadap keadaan umum ibu, sudah dianggap sebagai hiperemesis.
Tingkat Hiperemesis gravidarum antara lain :
1.         Hiperemesis gravidarum tingkat I
a.       Termasuk tingkat ringan.
b.      Mual dan muntah menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun, nyeri pada epigastrium, denyut nadi meningkat tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering serta cekung.

2.    Hiperemesis gravidarum tingkat II
a.       Termasuk tingkat sedang.
b.      Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, turgor kulit mulai buruk. Lidah kering kotor, nadi terasa lemah dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi ), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tekanan darah menurun, hemokonsentrasi, oligouri dan konstipasi, dapat juga terjadi aseton uria, serta nafas bau aseton.

3.    Hiperemesis gravidarum tingkat III
a.       Termasuk tingkat berat.
b.      Keadaan umum buruk, kesadaran sangat menurun, nadi teraba lemah dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan naik, tekanan darah turun, serta terjadi ikterus. Jika sampai timbul komplikasi dapat berakibat fatal berupa mempengaruhi susunan saraf pusat, ensefalopati wernicke dengan adanya nistagmus, diplopia dan perubahan mental.
 
D.      PATOFISIOLOGI
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trismeter pertama.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda. Bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalolis hipokleremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah lambung spesifik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat. Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi, karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunya asam aseton-asetik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan esktraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya eksresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi  muntah-muntah yang lebih banyak dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit di patahkan.
 
E.       KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum seperti kehilangan berat badan, dehidrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis, hipokalaemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gangguan psikologis merupakan komplikasi yang ringan. Komplikasi yang mengancam kehidupan meliputi ruptur oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, Encephalopathy Wernicke's, mielinolisis pusat pontine, retinal haemorrhage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan pertumbuhan di dalam kandungan, dan kematian janin. Seorang pasien dengan hiperemesis gravidarum telah dilaporkan telah mengalami epistaksis pada minggu ke 15 kehamilannya dikarenakan kurangnya intake/masukan vitamin K disebabkan karena emesis yang berat dan ketidak-mampuannya untuk mencernakan makanan padat dan cairan. Penggantian vitamin K, parameter koagulasi kembali ke normal. Vasospasme pembuluh darah cerebral dihubungkan dengan hiperemesis gravidarum dilaporkan pada dua pasien.
Vasospasme didiagnosis dengan menggunakan resonansi magnetik (MRI)  imaging angiography

F.       PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan pemeriksaan elektrolit darah dan urin. Pada pemeriksaan elektrolit darah ditemukan kadar natrium dan klorida turun. Pada pemeriksaan urin kadar klorida dan dapat ditemukan keton.

G.      PENATALAKSANAAN
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering/biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas.
1.    Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan vitamin B1 dan B6. Keadaan yang lebih diberikan antiemetik seperti disiklomin hidrokhiorde/khorpromasin. Antihistamin  ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin.
2.    Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makanan/minuman selama 24-28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3.    Terapi Psikologik
Perlu diyakinan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan. Kurangi pekerjan yang serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4.    Cairan Parental
Berikan caiaran parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologik sebanyak 2-3 liter perhari. Bila perlu dapat ditambahkan kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
5.    Penghentian Kehamilan
Pada sebagian kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Dilirium, kebutaan, tachikardi, ikterius, urinaria dan pendarahan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat tetapi di lain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
  
 

No comments:

Post a Comment